Pages

Selasa, 29 Oktober 2013

Liputan6 - RSS 0.92
Liputan6.com merupakan situs berita aktual, tajam, terpercaya yang dimiliki SCTV 
Manage your social media

Best social media tool for image publishing to Facebook and Twitter. Look amazing and delight your followers. Get 40% off when you sign up today.
From our sponsors
Pemulung, Bangga Hidup Sederhana Meski Anak Tinggal di Apartemen
Oct 29th 2013, 08:13

Posted: 29/10/2013 15:00

Pemulung, Bangga Hidup Sederhana Meski Anak Tinggal di Apartemen

Liputan6.com, Jakarta : Lingkungan kotor, tumpukan sampah, dan air cokelat Kali Ciliwung menjadi pemandangan keseharian Amat Arifin (50) dan Novita (48), sepasang pemulung. Tempat tinggal yang jauh dari nyaman dan layak tidak membuat mereka putus asa dan mengeluh. Justru pasangan suami istri ini menikmatinya.

Berita Terkait

Kehidupan orangtua delapan anak ini serba pas-pasan, namun kondisi itu tidak membuat keduanya memilih cara singkat dengan mengemis, menerima bantuan dari orang lain atau anaknya sendiri.

"Kami tidak ingin merepotkan. Jangan sampai deh ngemis. Mengemis itu lebih rendah dari maling dan kami tidak mau itu," ujar wanita keklahiran Kediri, 20 Mei 1955 ini.

Kedelapan anak mereka terbilang sudah mampu untuk membiayai hidup Amat dan Novi, tapi itu tidak dimanfaatkan mereka. "Saya tidak mau seperti memanfaatkan, kami menikmati dan hidup nyaman seperti ini biarpun makan hanya tahu dan tempe daripada hidup layak tetapi tidak nyaman buat apa," papar pria kelahiran Kendal, 12 Mei 1953 ini.

Putri ketiga mereka lulusan S1 Akutansi di salah satu Universitas di Jakarta dan Amat mengatakan sekarang sudah bekerja di perusahaan rokok terkenal.

"Anak saya yang ketiga sudah lukus S1 Akutansi, sekarang diambil kerja di perusahaan rokok. Saat mengajukan beasiswa, pihak kampus tidak percaya kalau anak kami dari keluarga pemulung," terang Amat dan ditulis Selasa (29/10/2013).

Anak Amat dan Novi yang lain tinggal di sebuah apartemen di bilangan Jakarta Utara, namun Amat dan Novi lagi-lagi mengaku tidak ingin merepotkan anak.

Walaupun keduanya menjadi pemulung tidak membuat anak-anak mereka malu dan angkuh. "Walaupun kami begini anak kami masih sering datang dan mereka masih cium tangan kami. Kami bangga dengan anak-anak kami yang tidak malu punya orangtua pemulung," papar Amat.

Mereka kini yang membantu anak-anak Amat dan Novi yang tinggal di Jawa Tengah. "Intinya bersyukur dan percaya Tuhan itu adil, kalau sudah begitu jalan hidup terasa nikmat aja biarpun makan seadanya," ungkap Amat.

(Mia/Mel/*)

Berita Rekomendasi

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends:

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions