Jakarta, Risiko diabetes kini semakin meningkat terutama diabetes tipe 2. Tidak hanya orang yang mengalami obesitas yang berisiko tinggi mengalami diabetes, tetapi orang-orang dengan rotasi jam kerja yang tidak menentu alias kerja shift.
Studi terbaru menunjukan orang yang bekerja dengan sistem rotasi shift lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2. Penemuan ini telah dipublikasikan dalam Occupational and Enviromental Medicine. Penelitian ini berangkat dari pemikiran mengenai risiko diabetes tipe 2 yang dipengaruhi oleh lingkar pinggang, hormon dan jam tidur.
Di Inggris, 45 dari 1.000 orang terkena diabetes tipe 2. Studi ini dilakukan di Huazhong University of Science and Technology di China. Hasilnya, diketahui 9% dari pekerja shift malam merupakan penyandang diabetes tipe 2.
Alasan diabetes mungkin dialami para pekerja shift ini karena jadwal makan dan tidur yang berantakan. Makan pada malam hari membuat tubuh lebih mudah menyimpan energi sebagai lemak. Hal ini juga mendukung obesitas yang erat kaitannya dengan diabetes tipe 2.
"Para pekerja dengan sistem shift harus sadar akan risiko ini yang sangat mungkin berkembang menjadi diabetes tipe 2. Satu-satunya menurunkan risiko ini didapat dari olahraga dan makanan," kata pakar diabetes dari Inggris, Dr Alasdair Rankin, demikian dikutip dari BBC, Jumat (1/8/2014).
Pencegahan diabetes harus dilakukan dari sekarang. Apalagi, jam kerja dengan sistem shift bisa menjadi beban bagi para diabetasi. Risiko diabetes pada laki-laki diketahui sebesar 35%. Namun, bagi laki-laki yang bekerja dengan metode rotasi shift, biasanya risiko meningkat hingga 42%.
Para pekerja dengan sistem shift dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sehat serta menerapkan pola makan yang baik. Seperti diketahui, diabetes dapat menyebabkan kebutaan, risiko serangan jantung dan stroke karena rusaknya saraf dan aliran darah. Dalam kondisi tertentu diabetes dapat menyebabkan kelumpuhan.
(ajg/up)