Bahan aktif sambiloto, andrografolida, terbukti efektif menghambat pertumbuhan parasit malaria dan memiliki potensi sebagai obat antimalaria
Liputan6.com, Jakarta Perusahaan obat asal Inggris, GlaxoSmithKline (GSK) minggu lalu meminta persetujuan kepada Badan Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency) agar dapat memasarkan vaksin malaria yang bernama RTS,S.
Pengajuan ini didasarkan pada kemampuan vaksin buatan GSK ini mampu melindungi bayi kecil selama 18 bulan dan berhasil melalui waktu yang paling rentan, ungkap peneliti seperti dilansir laman NBC News, Rabu (30/7/2014).
Setelah menguji vaksin ini kepada lebih dari 15.000 bayi berusia 6 minggu hingga 17 bulan menunjukkan hampir setengah dari mereka atau sekitar 46% terlindungi dari malaria selama 18 bulan. Vaksin diberikan dalam tiga seri dosis seperti diungkapkan Mary Hamel dari US Centers for Disease Control and Prevention.
Bukti lain, vaksin ini berhasil melindungi 800 dari 1000 anak untuk terhindari penyakit ini seperti yang dilaporkan PLoS Medicine.
Untuk diketahui, malarian adalah salah satu penyakit utama di dunia.WHO memperkirakan sekitar 200 juta kasus malaria per tahun dan membunuh 600.000 orang yang sebagian besar adalah anak-anak.
(Gabriel Abdi Susanto)