KETIKA memasuki usia tua, seseorang akan berisiko mengalami beberapa gangguan kesehatan, termasuk gangguan pendengaran. Namun, gangguan pendengaran pada usia tua dapat memengaruhi risiko lain yang lebih serius.
Menurut penelitian baru dari Johns Hopkins School of Medicine, orangtua yang mengalami gangguan pendengaran berada pada risiko lebih tinggi terkena demensia. Peneliti mengatakan bahwa dibandingkan orang dengan pendengaran normal, orang dengan gangguan pendengaran ringan dan berat memiliki dua sampai lima kali lipat peningkatan risiko demensia.
"Selain risiko demensia lebih besar, mereka yang mengalami gangguan pendengaran berisiko kehilangan kemampuan berpikir lebih cepat daripada yang lain, sekira 35 persen lebih cepat. Semakin buruk gangguan pendengaran, maka penurunan tingkat kognitif lebih cepat," jelas peneliti, Frank Lin, MD dikutip Newsmaxhealth.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan gangguan pendengaran meningkatkan risiko demensia. Lantas, apa yang menyebabkan gangguan pendengaran dapat meningkatkan risiko demensia?
"Bila tidak dapat mendengar orang berbicara di hadapan Anda, maka Anda tidak akan terlibat dalam percakapan yang pada akhirnya bisa menyebabkan kesepian. Pada akhirnya, banyak penelitian yang menunjukkan bila kesepian meningkatkan risiko demensia."
Sementara itu, dia juga mengatakan bahwa penyebab lain gangguan pendengaran meningkatkan risiko demensia adalah fungsi kognitif bekerja lebih keras. Ketika otak berupaya keras mengeluarkan lebih banyak energi untuk mengutarakan kata-kata karena sulit mendengar, maka hal tersebut akan mengurangi fungsi kognitif lainnya.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
