Pages

Kamis, 30 Januari 2014

Tempo.co News Site
daily news from tempo.co 
Book your hotel early for a discount!

You can reap the rewards with great discounts at participating Pullman, M Gallery, Grand Mercure, Novotel, Mercure, ibis and Formule 1 hotels.
From our sponsors
Makanan Berlemak, Hidung Menjadi Penentunya
Jan 29th 2014, 22:30

Berita Terkait

TEMPO.CO, New York - Seberapa berlemak makanan yang ada di hadapan Anda, hidung Anda bisa memberikan jawabannya. Demikian diungkapkan hasil penelitian terbaru.

Studi yang menemukan bahwa sense of smell seseorang diperoleh dengan mengukur kandungan lemak pada makanan kemungkinan bisa digunakan dalam kehidupan nyata. Misalnya, sangat mungkin memanipulasi bau makanan tertentu untuk membuat makanan berlemak rendah menjadi lebih menarik sehingga bisa menurunkan kandungan lemak dalam makanan seseorang. Studi ini dilakukan oleh para ilmuwan di Monell Chemical Senses Center di Philadelphia.

"Indra penciuman seseorang jauh lebih baik memandu kita dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan yang kita duga," ujar Johan Lundstrom, peneliti senior dan neuroscientist, dalam siaran pers seperti dikutip oleh Health Day edisi, Jumat, 24 Januari 2014.

"Bahwa kita mempunyai kemampuan untuk mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil kandungan dalam makanan kita menunjukkan bahwa kemampuan ini mempunyai tingkat kepentingan evolusi yang perlu dipertimbangkan," kata Lundstrom.

Para ilmuwan mengungkapkan lemak adalah kepadatan kalori dan menjadi sumber energi yang penting bagi manusia melalui banyak evolusi. Artinya, hal tersebut memberi keuntungan bagi kita untuk mendeteksi nutrisi dalam makanan. Guna mengetes kemampuan orang mencium lemak dalam makanan, para ilmuwan meminta sukarelawan untuk mencium susu dengan jumlah kandungan lemak yang beragam: 0,125 persen, 1,4 persen, dan 2,7 persen.

Tes dilakukan tiga kali dengan partisipan yang berbeda-beda. Yaitu orang di Philadelphia dengan berat tubuh normal, orang di Belanda dengan berat tubuh normal, serta di Philadelphia lagi dengan berat tubuh normal dan orang yang kelebihan berat badan.

Dari ketiga eksperimen itu, orang bisa menggunakan indra penciuman untuk mendeteksi level lemak yang berbeda-beda dalam susu mereka, tak peduli berapa berat badan partisipan tersebut. Demikian hasil riset yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One edisi 22 Januari 2014.

Ketua peneliti, Sanne Boesveldt, seorang sensory neuroscientist, mengatakan bahwa langkah berikutnya adalah mengidentifikasi molekul bau dalam makanan yang membuat seseorang mendeteksi level lemak. "Molekul lemak umumnya tidak melalui udara. Artinya, molekul lemak tidak bisa disensor dengan mencium makanan sampel," kata Boesveldt. "Kami memerlukan analisis kimia yang menakjubkan untuk mencium sinyal tersebut."

HEALTH DAY | ARBAIYAH SATRIANI

Berita Terpopuler
Agnes Monica Tampil Seksi di Grammy Award 2014
Ketika Wisatawan Bertanya Kemana Sang Ratu?
Belajar Gerakan Antirokok dari Brasil
Merayakan 'Hoki' Imlek dengan Batik 
Gaya Etnik Duo Sabun Colek

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions