Jakarta, Demam piala dunia memang terbukti menyebabkan seorang pria di China meninggal dunia. Pria yang tidak disebutkan namanya tersebut tidak tidur beberapa hari dan akhirnya meninggal bertepatan ketika Belanda menumbangkan Spanyol dengan skor 5-1.
Penyebab kematiannya memang diidetifikasi karena serangan jantung akibat tidak tidur. Tapi ternyata, bukan hanya tidak tidur saja yang dapat menyebabkan serangan jantung. Stres karena tim favorit kalah di Piala Dunia juga bisa sebabkan jantung kolaps lho!
dr Isman Firdaus, SpJP(K)-FIHA, ahli jantung dari RS Jantung Harapan Kita, mengatakan bahwa salah satu pencetus jantung kolaps adalah stres. Stres sangat rentan terjadi bahkan ketika kita menonton sepakbola.
Tim favorit kalah, pemain lawan diving, hingga keputusan wasit yang dianggap merugikan seringkali membuat kita yang menonton ikut emosi. Ketika stres dan emosi meningkat, kadar adrenalin yang ada di dalam tubuh juga akan mengalami pelonjakan tajam dan mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.
"Ketika tekanan darah naik menjadi tinggi secara mendadak, sangat rentan menyebabkan serangan jantung dan juga stroke," tutur dr Isman ketika dihubungi detikHealth, Rabu (18/6/2014).
Dilanjutkan dr Isman bahwa dikarenakan adrenalin yang meningkat akibat stres dan emosi, maka kebutuhan akan konsumsi oksigen, gula dan energi juga akan semakin tinggi. Hal itulah yang menjadi alasan tekanan darah tiba-tiba meningkat dan akhirnya menyebabkan serangan jantung.
Senada dengan dr Isman, dr Kasim Rasjidi, SpPD-KKV dari RS Asri mengatakan bahwa memang sering kali bukan begadang atau tidak tidurnya yang menyebabkan seseorang meninggal ketika menonton bola, melainkan karena faktor emosi yang menyebabkan hormon-hormon negatif dilepaskan oleh tubuh.
Oleh karena itu, ia menyarankan jika memang masyarakat ingin menonton sepakbola pada malam hari, sebaiknya ditonton dengan perasaan senang dan santai. Hal itu akan membuat tubuh terhindari dari hormon negatif yang diakibatkan oleh emosi dan stres.
"Kalau memang ingin begadang nonton bola, sebaiknya dilakukan secara senang. Kalau dilakukan secara menyenangkan tentunya kita juga jadi lebih tenang dan santai kan? Tidak akan stres dan emosi," pungkas dr Kasim.
(up/up)