Pages

Kamis, 16 Januari 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Creating iOS Games: Beginner Course

Marin Todorov teaches you how to create an iPhone game easily and simply using Cocos2d in this $99 online course.
From our sponsors
Kanker Payudara Stadium 4B, Yati Bingung BPJS Tak Tanggung Kemoterapinya
Jan 16th 2014, 10:48

Jakarta, Sebagai pasien kanker payudara stadium lanjut, Yati Yuningsih (48) diberitahu oleh dokternya bahwa ia harus melakukan kemoterapi sebanyak 6 kali. Hanya saja setelah berpindah ke BPJS, ia harus menanggung sejumlah biaya yang tak sedikit.

"Saya kanker payudara stadium 4B. Sebelumnya saya pakai KJS. Tanggal 27 Desember kemarin saya kemoterapi pertama kali, itu obat-obatan, perawatan, sekaligus dokter dijamin semua. Setelah diambil alih BPJS, KJS tak berlaku lagi di RS Islam Cempaka Putih. Sehingga kemoterapi kedua sudah tidak dijamin penuh lagi," ungkapnya kepada detikHealth, Kamis (16/1/2014).

Ditemui saat akan menghadap Ketua DPR RI, Marzuki Alie, SE, MM, di Gedung Nusantara III, Kompleks DPR RI, Jakarta, guna menyampaikan keluhannya, wanita yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini mengaku sama sekali tak mampu membayar biaya pengobatannya.

"Suami saya sudah meninggal. Saya ini janda miskin, punya anak 2 orang. Yang satu kuliah dibiayai LSM sambil jualan kue, yang satu sudah tidak sekolah lagi. Untuk sehari-hari yang saya makan beras raskin, mana mungkin saya bisa bayar obat kemoterapi. Rp 100-200 ribu pun saya tak mampu," keluh Yati.

"Boleh Ibu Bapak konfirmasi ke Rusun Bidara Cina. Terus terang saya nggak sanggup. Saya mohon bisa sampai selesai kemoterapi. Bapaknya meninggal, saya masih harus merawat anak-anak saya. Dicover seperti dulu sebelum ada BPJS," lanjut Yati.

Informasi yang didapat Yati dari pihak RS Islam Cempaka Putih, Jakarta, per 1 Januari 2014 KJS sudah digantikan oleh BPJS. Nah, paket INA-CBGs untuk kemoterapi yang dibayarkan hanya Rp 8-9 juta, sementara biaya kemoterapi dan obat-obatan yang harus dibayar oleh Yati mencapai Rp 43 juta lebih. Ini berarti ia harus menanggung sekitar Rp 34 juta.

"Mereka keukeuh ini tidak bisa diganggu gugat, tidak bisa dicover lagi. Mau bagaimana, saya ini buat beli beras bagus saja nggak mampu," ungkapnya.

Yati hanya berharap, pengobatannya bisa terus dilakukannya sampai selesai dan tuntas, terutama kemoterapinya, yang masih harus ia lakukan 5 kali lagi. "Yang pasti saya tidak bisa keluar biaya, saya hanya ingin diobati," papar wanita yang tinggal di Rusun Bidara Cina, Blok 2B No 128, Jakarta Timur ini.

(ajg/up)

Ikuti detikHealth Reader's Choice dan dapatkan hadiah sepeda Polygon, alat pengukur gula darah, dan hadiah menarik lainnya. Yuk, klik di sini 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
174351_yati.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions