Kebiasaan anak main game berjam-jam misalnya dapat menyebabkan kerusakan saraf yang bisa membuat anggota tubuhnya sakit.
Liputan6.com, Jakarta Neuropati atau gangguan saraf tepi bukan hanya berisiko bagi dewasa tapi juga pada anak. Kebiasaan anak main game berjam-jam misalnya dapat menyebabkan kerusakan saraf yang bisa membuat anggota tubuhnya sakit.
Seperti disampaikan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), Pusat dan Konsultan Neurologis, Prof. Dr. dr. Moh Hasan Machfoed, Sp.S (K), M.S bahwa ada banyak orangtua yang tidak memahami posisi duduk anak yang baik. Padahal hal ini dapat mengakibatkan munculnya ketegangan otot dan nyeri di beberapa anggota tubuh.
"Terlihat sepele tapi ketika Anda fokus pada sesuatu, kerja opium akan lebih kuat sehingga tubuh tidak akan merasa sakit meski tubuh berada dalam posisi yang salah," kata Hasan, ditulis Jumat (6/6/2014).
Hasan pun menyontohkan, ketika anak bermain game hingga posisi duduknya miring dalam jangka waktu lama, ia mungkin tidak sadar telah membuat ototnya tegang karena fokus pada layar. Tapi setelah itu, anak mengalami nyeri pada bagian tubuhnya. Ini yang disebut aktivitas dalam waktu lama yang berisiko memunculkan neuropati.
"Main game bisa membuat otot menjadi keras dan akhirnya capai. Saat tidak main game, tubuh sakit karena salah posisi. Ini sama saja ketika Anda mengalami musibah kebakaran dan Anda berlari. Saat fokus berlari, Anda tidak akan sadar ada pecahan beling mengenai kaki. Tapi setelah Anda sadar, Anda akan kesakitan," jelasnya.
Agar otot tidak mudah tegang, Hasan mengungkapkan, saat bermain game usahakan posisi duduk anak bersandar. "Bersandar lebih bagus karena akan mengurangi tugas otot penyangga. Tapi bila sudah terlanjur sakit, istirahatkan tubuh dan cari posisi duduk yang santai," tandasnya.
(Gabriel Abdi Susanto)