Pages

Kamis, 19 Juni 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Shop Tervis tumblers.

Create a one of a kind personalized gift. It's fun and easy to design!
From our sponsors
Yuk Bersenang-senang! Studi Sebut Stres Kronis Bisa Merusak Memori Otak
Jun 19th 2014, 05:05

Jakarta, Apakah Anda kerap melupakan sesuatu seperti misalnya jadwal rapat saat sedang stres? Atau mungkin Anda lupa di mana meletakkan kunci rumah? Bisa jadi hal tersebut terjadi karena Anda sedang stres.

Sebelumnya sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2010 menemukan bahwa stres kronis dapat mengurangi memori spasial, yakni memori yang membantu Anda mengingat lokasi dan objek. Itulah sebabnya mengapa Anda kerap lupa di mana meletakkan benda saat sedang stres.

Baru-baru ini peneliti dari University of Iowa juga menemukan adanya hubungan antara hormon stres kortisol dan kehilangan memori jangka pendek pada orang dewasa yang lebih tua. Temuan yang telah diterbitkan dalam Journal of Neuroscience tersebut mengungkapkan bahwa kortisol mengurangi sinapsis (penghubung yang membantu menyimpan dan mengingat informasi) di korteks prefrontal.

Ahli saraf dari University of California, Berkeley, menemukan bahwa stres jangka panjang atau kronis dapat membuat perubahan di otak. Stres meningkatkan pengembangan area putih (white matter), yang membantu mengirimkan pesan di otak, tetapi mengurangi jumlah neuron yang membantu pengolahan informasi.

Para ahli saraf mengatakan ketidakseimbangan yang dihasilkan dapat mempengaruhi kemampuan otak untuk berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Akibatnya bisa membuat Anda lebih rentan untuk mengalami penyakit mental, seperti dikutip dari CNN, Kamis (19/6/2014).

Selain itu, masalah pada area putih atau white matter tadi juga sering dikaitkan dengan skizofrenia, depresi kronis, gangguan bipolar, gangguan obsesif-kompulsif dan gangguan stres pasca-trauma. Penelitian pada gangguan stres pasca-trauma lebih lanjut bahkan menunjukkan bahwa masalah ini dapat berlanjut pada pengurangan jumlah area abu-abu (gray matter) di otak.

Para peneliti Berkeley percaya temuan mereka dapat menjelaskan mengapa orang-orang muda yang terkena stres kronis di awal kehidupannya menjadi lebih rentan terhadap kesulitan belajar, kecemasan dan gangguan suasana hati lainnya.

Untuk mengurangi dampak yang diakibatkan oleh stres, Mayo Clinic merekomendasikan Anda untuk mengidentifikasi dan mengurangi pemicu stres. Makanlah makanan yang sehat, berolahraga dan cukup tidur. Selain itu, cobalah melakukan beberapa kegiatan yang dapat mengurangi stres seperti latihan teknik napas dalam, pijat atau yoga.

(ajg/up)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
115920_stres.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions