Jakarta, Kanker darah atau leukimia merupakan kanker yang paling banyak dijumpai pada anak. Kanker yang menyerang darah dan sumsum tulang belakang itu dapat mengganas dengan cepat apabila tidak ditangani segera. Sayangnya diagnosis kanker tak jarang membutuhkan waktu yang relatif lama.
"Lebih dari separuh keganasan (darah) pada anak yang didiagnosis di Rumah Sakit Dr Sardjito adalah leukimia akut. Bisa dinyatakan bahwa leukimia adalah kanker pada anak yang paling sering dijumpai, bukan hanya di Jogja, barangkali juga di Indonesia, bahkan statistik dunia sekali pun," tutur dokter Pudjo Hagung Widjajanto, bagian Hematologi dan Onkologi Anak di RSUP Dr Sardjito UGM.
Patut disayangkan leukimia tidak selalu dapat terdeteksi dengan cepat. Pasien leukimia umumnya harus melewati beberapa kali pemeriksaan hingga leukimia dapat terdiagnosis. Tak jarang, keganasan darah ini juga salah dikira dengan anemia akut, tifus, atau penyakit lain.
Hal ini dialami oleh beberapa pasien kanker yang tinggal di rumah singgah khusus kanker anak di Sleman, yogyakarta. Menurut penuturan para orangtua pasien, buah hati mereka awalnya didiagnosis dengan penyakit lain.
"Dia linu-linu kakinya, badannya sering panas. Pertama dideteksi oleh dokter dikira tifus. Tapi sudah dirawat, tidak sembuh-sembuh juga. Lalu dia dibawa ke spesialis anak hingga enam kali, dibilang radang tulang," tutur Kartini, seorang ibu yang anaknya menderita leukimia ALL (Acute Lymphoblastic Leukemia).
Proses pemeriksaan Ryan, putra Kartini, membutuhkan waktu lima bulan hingga akhirnya dinyatakan leukimia. Hal serupa dialami oleh Darsinah, ibu asal Cilacap yang putrinya didiagnosis dengan leukimia ALL. Awalnya, dokter pemeriksa mengira putri Darsinah terkena gejala tifus.
"Gejalanya sama kayak tifus, tapi ada benjolan di leher dan di belakang telinga. Di Puskesmas dikira gejala tifus, di rumah sakit di Cilacap juga dikira gejala tifus," ujar Darsinah ketika berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (10/4/2014).Next
(
vit/vit)