Pages

Minggu, 06 Oktober 2013

health.detik
Detik.com sindikasi 
Creating iOS Games: Beginner Course

Marin Todorov teaches you how to create an iPhone game easily and simply using Cocos2d in this $99 online course.
From our sponsors
Warga Tinggal di Rumah Bulat, Kasus ISPA di Amfoang Tengah Paling Tinggi
Oct 6th 2013, 04:06

Kupang, Rumah bulat merupakan rumah tradisional Nusa Tenggara Timur (NTT) yang masih banyak digunakan oleh penduduk yang tinggal di pedesaan, seperti di kecamatan Amfoang Tengah. Sayangnya, kondisi rumah yang tanpa jendela dan juga digunakan sebagai tempat pengasapan hasil panen, membuat rumah bulat menjadi 'sarang penyakit'.

Rumah yang berbentuk bulat dengan atap terbuat dari daun lontar kering merupakan tempat yang aman untuk berlindung dari serangan angin dingin di malam hari. Rumah tradisional ini dibuat hanya dengan satu pintu berukuran pendek, yang mengharuskan orang untuk menunduk ketika ingin masuk ke dalam rumah.

Rumah bulat tidak memiliki jendela dan sekat. Semua aktivitas di dalam rumah, seperti tidur, makan bahkan memasak, dilakukan dalam satu ruangan. Selain sebagai tempat tinggal, rumah bulat juga digunakan sebagai tempat pengawetan bahan pangan.

Di tengah ruangan, ada perapian menggunakan kayu bakar yang digunakan untuk memasak, juga mengasapi bahan pangan berupa hasil bumi yang dipanen selama musim hujan, seperti jagung dan padi, agar awet hingga bertahun-tahun.

Bahan pangan hasil panen diletakkan di bagian atap rumah, yang kemudian selalu diasap agar tidak busuk dan dapat bertahan lama. Hal ini dilakukan karena penduduk desa hanya bisa bercocok tanam selama 110 hari dalam setahun selama musim hujan. Kondisi tanah yang gersang dan sulit air, membuat tanah-tanah di kecamatan Amfoang Tengah tidak memungkinkan untuk ditanami selama musim panas.

Rumah bulat juga tidak berubin dan masih berlantai tanah. Hal ini membuat kondisinya pengap, gelap, penuh debu dan asap, yang sangat mengancam kesehatan penghuninya.

"Kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas) paling tinggi di Amfoang Tengah, karena masih banyak yang tinggal di rumah bulat. Rumah ini tidak ada jendela, hanya ada pintu. Kasus ISPA tertinggi dari semua kunjungan Puskesmas," jelas Apolos Natbaes, Camat Amfoang Tengah, saat ditemui di desa Bitobe, kecamatan Amfoang Tengah, Kupang, seperti ditulis Minggu (6/10/2013).

Selain ISPA, warga desa juga sering mengalami diare. Bagaimana tidak, lantai yang masih beralaskan tanah, ditambah asap dari kayu yang dibakar di dalam rumah, semua akan masuk ke dalam makanan yang dikonsumsi.

Terlebih lagi, fasilitas sanitasi mayoritas warga desa masih sangat buruk. Mereka tidak memiliki toilet, hanya ada kamar mandi berbentuk bilik tanpa pintu yang bisa digunakan untuk buang air kecil. Sedangkan untuk buang air besar, warga harus lari ke tengah hutan. Jauhnya mata air juga membuat warga jarang mandi, apalagi untuk mencuci tangan sebelum makan atau sesudah buang air.

"Di Kabupaten Kupang, ISPA tertinggi, juga diare karena debu dan asap masuk makanan," tutur Apolos.

(mer/vit)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends:

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions