TEMPO.CO, Jakarta - Dalam penelitian sebelumnya, tahi lalat dikaitkan dengan tanda awal kanker kulit. Namun, peneliti dari Indiana University dan Harvard Universitu terus melakukan penelitian lanjutan untuk mencari tahu hubungan tahi lalat dengan risiko penyakit lainnya. Mereka menemukan bahwa tahi lalat juga bisa menjadi tanda jika seorang wanita terkena kanker payudara. (Baca: Pengidap Kanker Kulit Tak Pakai Tabir Surya)
Peneliti ini dilakukan di Amerika Serikat dengan memetakan 74.532 perawat wanita selama 24 tahun. Sementara, di Prancis juga dilakukan pemetaan terhadap 89.902 guru pada perioe waktu yang sama.
Penelitan di AS menemukan bahwa wanita tanpa tahi lalat memiliki kemungkinan didiagnosa menderita kanker payudara sebanyak 8 persen. Sedangkan, wanita yang memiliki 15 atau lebih tahi lalat memiliki risiko yang lebih besar hingga 11 persen. Hal ini juga ditemukan pada pemetaan wanita yang dilakukan di Prancis.
"Temuan ini menunjukkan bahwa mekanisme hormonal mendasari hubungan antara jumlah nevus (bercak atau pigmen kulit) dengan risiko kanker payudara," kata peneliti dalam jurnal Public Library Of Science, seperti dilaporkan UPI.com, Rabu, 11 Juni 2014.
Namun, meski pemetaan ini menunjukan data, tapi para peneliti menyebutkan bahwa penelitian ini hanyalah hasil obervasional, tidak cukup untuk mendukung setiap perubahan data klinis dalam diagnosa kanker payudara atau pencegahan. Peneliti masih memegang teori bahwa kanker payudara disebabkan oleh obesitas atau sejarah keluarga. (Baca: Obesitas Tingkatkan Risiko Kanker Payudara)
RINDU P HESTYA | UPI.COM
Berita Lain:
Waspada, Penyakit Haters Prabowo-Jokowi Menular!
5 Manfaat Bangun Lebih Pagi
Ina Culinary Fair 2014, Pesta Kuliner Nusantara
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.