PERNIKAHAN identik dengan janur kuning. Anyaman janur kuning melengkung mengiasi kompleks Keraton Yogyakarta seiring digelar prosesi royal wedding putri keempat dari Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas.
Prosesi pemasangan tarub dilakukan puluhan abdi dalem di Bangsal Kencana Keraton Yogyakarta, serta berbagai pintu masuk sekitar Keraton. Pemasangan janur kuning itu dilakukan siang tadi, usai acara siraman bagi kedua calon pasangan pengantin, GKR Hayu dan pangeran pujaan hatinya, KPH Notonegoro.
Tarub sendiri terdiri dari hasil bumi, seperti padi, kelapa muda, palawija, serta anyaman janur kuning. Pemasangan tarub itu pertanda ada hajatan pernikahan.
"Tarub juga bisa sebagai sarana tolak bala," kata KRT Pujaningrat, kerabat serta sesepuh Abdi Dalem Keraton Yogyakarta saat ditemui
Okezone di Kompleks Keraton Yogyakarta, Senin (21/10/2013).
Berbagai hasil bumi itu diletakan di berbagai gapura, seperti di Pagelaran, Pacikeran, Tarub Agung, Regol Brajanala, Bangsal Ponconiti, Regol Keben, Doorlop Srimenganti, Bangsal Trajumas, Regol Danapertapa, Doorlop Bangsal Kencana, Kuncung Tratag Bangsal Kencana, dan Regol Gepura.
Dia mengakui dari perwakilan empat kabupaten (Sleman, Gunungkidul, Kulonprogo, dan Bantul), serta satu kota (Kodya Yogyakarta) memberikan hasil bumi tersebut ke pihak Keraton Yogyakarta. Pemberian itu sebagai bentuk kecintaan terhadap Keraton Yogyakarta.
Dia menyampaikan filosofi pohon kelapa yang sangat berguna semuanya. Mulai dari batang pohon, daun, hingga buah (kelapa) bisa dimanfaatkan oleh manusia.
(tty)This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: