PREMENSTRUAL syndrome kerap mengganggu sebagian wanita dalam beraktivitas. Beruntung, hal itu tak pernah dirasakan Eddies Adelia.
Ya, gangguan PMS memang tak dipungkiri menimbulkan ketidaknyamanan. Meski demikian, Eddies tak ingin menjadikan hal tersebut sebagai hambatan dalam beraktivitas.
"Itu kan tiap bulan ya, jadi wajar-wajar saja. Berdasarkan ilmu kedokteran juga begitu. Memang hormonal ya dan kalau nanya dokter memang gitu," tuturnya kepada Okezone di Jakarta, baru-baru ini.
Diakuinya, PMS yang dilaluinya tak terlalu mengkhawatirkan, sehingga membuatnya berhalangan kerja.
"Kadang memang ekstrem, kadang enggak. Kadang enggak terasa malahan dan tahu-tahu sudah flek. Alhamdulillah, enggak pernah sampai tidak beraktivitas," tambahnya.
Untuk meminimalisir rasa tak nyaman, dia pun memiliki obat khusus pereda nyeri ketika haid. Namun, dia hanya mengonsumsinya ketika kondisinya begitu mengganggu.
"Aku sebenarnya termasuk bandel sih. Jadi, kalau PMS juga, ya hajar saja beraktivitas. Aku juga ada semacam obat untuk menstruasi, tapi adanya di Singapura, jadi aku nyetok banyak. Kalau masih kuat, aku enggak minum, jadi minum jamu saja. Obatnya diminum kalau lagi nyeri dan ada janji ketemu orang atau ada acara," tutupnya. (ind)