TIDAK semua orang menyukai antrean panjang, apalagi bagi si pemilik uang alias bos besar. Mereka tidak mau menunggu antrean panjang untuk sekadar membeli barang yang diinginkan.
Menurut sebuah studi oleh Universitas Columbia, peneliti yang dipublikasikan di Social Science Research Network ini mengatakan, kesediaan orang kaya dalam menunggu antrean panjang tidak ada. Hal tersebut bisa dikorelasikan dengan seberapa penting barang tersebut untuknya, dilansir Dailymail.
Peneliti menemukan pelanggan asal Australia lebih sensitif terhadap harga yang tinggi. Mereka terkadang mau antre panjang demi produk yang menurutnya memiliki nilai tinggi.
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis adanya korelasi bagaimana mengantre di sebuah toko ritel dengan perilaku si pembelinya.
Sementara komunitas orang bawah rela mengantre untuk harga yang lebih murah. Mereka mau menunggu lama demi mendapatkan harga yang murah. Hal tersebut kebalikan dengan status sosial orang kaya yang tidak suka antrean panjang.
Studi lain yang dilakukan pada Mei lalu menemukan, pelanggan selalu menilai berapa lama antrean tersebut dan seberapa cepat antrean itu bergerak ke arah kasir.
Bahkan, peneliti menemukan bahwa peningkatan komunitas moderat bisa membahayakan penjual.
Pasalnya, dapat menurunkan tingkat pelanggan karena keengganan mereka untuk menunggu antrean. Peneliti pun menyarankan kepada para pemilik toko untuk membuat garis baru agar tidak terlalu panjang antrean para pelanggannya. (ren)
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: