KANJENG Pangeran Haryo Notonegoro dan Gusti Kanjeng Ratu Hayu akhirnya telah resmi menjadi suami-istri. Sekira pukul 07.15, akad nikah keduanya dilaksanakan di Masjid Panepen, Keraton Yogyakarta.
Pada acara tersebut, hadir Sultan Hamengku Buwono X dan mempelai KPH Notonegoro, beserta kerabat laki-laki. Uniknya, prosesi ijab kabul tersebut dilakukan dalam bahasa Jawa.
Seperti dikutip dari
Kratonwedding, segera setelah Sultan Hamengku Buwono X mengijabkan putri keempatnya, KPH Notonegoro kemudian menjawab ikrar ijab kabul dengan tegas.
"Kula Abdi Dalem KPH Notonegoro dinten menika ngestoaken dhawuh timbalan Dalem Ngarsa, Dalem Sampeyan, Dalem Hingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwana Hingkang Jumeneng Kaping Sedasa, kadhaupaken kalyan Putra Dalem Putri GKR Hayu, kanthi mas kawin kitab suci Al Quran, sarta seperangkat alat salat, Salajengipun nyadhong berkah pangestu dalem, sembah nuwun. (Saya, KPH Notonegoro, menjalankan titah Yang Mulia Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk dinikahkan dengan putri Yang Mulia, GKR Hayu, dengan mas kawin kitab suci Al Quran beserta seperangkat alat salat. Dan selanjutnya, mohon doa restu Yang Mulia, terima kasih)."
Setelah acara tersebut, KPH Notonegoro kemudian menghaturkan sungkem kepada Sultan HB X dan kembali ke Bangsal Kasatriyan untuk bersiap-siap mengikuti upacara panggih.
(tty)This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: