Pages

Senin, 28 Oktober 2013

Sindikasi health.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal Health 
Earn an MBA degree

Advance your career with an MBA Only $325 per credit hour
From our sponsors
Jangan Remehkan Perawatan Gigi Susu sejak Dini
Oct 28th 2013, 09:42

MERAWAT gigi susu itu sama pentingnya dengan merawat gigi tetap. Pasalnya, gigi susu bisa memengaruhi kesehatan dan pertumbuhan gigi tetap di kemudian hari bila diabaikan.

Agar anak telaten membiasakan menjaga kesehatan gigi susunya, peran orangtua merupakan ujung tombak dari keberhasilan upaya ini. Meskipun saat ini banyak orangtua belum terlalu banyak menyadari akan pentingnya merawat gigi susu, namun jangan lelah untuk terus mengupayakan perawatan sejak dini pada anak.

"Sebagain orangtua menganggap perawatan gigi susu tidak sepenting perawatan gigi permanen. Padahal, kesehatan gigi anak seharusnya perlu dijaga sejak pertama kali tumbuh. Hal itu karena, bila anak-anak sudah bisa berperilaku sehat sejak kecil, kebiasaan itu akan berlanjut sampai ia dewasa,"kata drg. Ratu Mirah Afifah, GCCLinDent, MDSc, selaku Proffesional Marketing Manager Oral Care PT. Unilever Indonesia Tbk, dalam acara yang bertema Berikan Senyum Anak Indonesia, Demi Kesuksesan Masa Depan Mereka, di RSGM FKG-Universitas Trisakti, Senin (28/10/2013).

Ditambahkannya, banyak orang memiliki pendapat yang salah bahwa gigi susu tdak penting, dan dengan dalih gigi tersebut akan terus bisa diganti sebelum seseorang anak berusia 12 tahun. Padahal gigi susu sangat penting dalam mempersiapkan gigi tetapnya.

Sebagian orangtua di sekitar Jakarta mungkin sudah paham akan pentingnya perawatan gigi dan mulut sejak dini. Namun, sebagian lainnya baru membawa anaknya ke dokter gigi setelah menerima keluhan. Hal ini bisa dilihat dari presentase tingkat kunjungan pengobatan bagian anak di RSGM FKG-Universitas Trisakit sebesar 80 persen, berbeda jauh dengan kunjungan pencegahan hanya 20 persen.

"Karena tidak menerima keluhan dari anak, orangtua biasanya menganggap gigi anak dalam kondisi yang baik. Padahal, belum tentu demikian. Sebaliknya orangtua membawa anak berkunjung ke dokter gigi saat belum menerima keluhan, karena kunjungan ke dokter gigi dengan kondisi gigi anak bermasalah bisa membuat anak trauma. Akibatnya, anak jadi takut diajak berkunjung ke dokter gigi lagi," jelas  Prof. Dr. Melanie S. Djamil, Mbiomed, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.

Hal senada juga disampaikan drg. Mirah. Dituturkannya bahwa peran orangtua sangat vital agar kesehatan gigi susu anak bisa terawat. Pasalnya, anak-anak tak akan mengerti mana kondisi status kesehatan gigi dan penanganannya, jadi perlu ke orangtua untuk menilai kondisi itu.

"Agar anak bisa merawat gigi susu, harus ada orangtua yang mengajarkannya. Misalnya, mulai dari kebiasaan menyikat gigi minimal dua hari sekali, membatasi asupan yang bikin gigi jadi lebih mudah tanggal, dan juga membawa ke dokter bila sudah ada lubang sedikit pada bagian gigi," terangnya. (ind)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends:

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions