Pages

Kamis, 19 Juni 2014

Tempo.co News Site
daily news from tempo.co 
Book your hotel early for a discount!

You can reap the rewards with great discounts at participating Pullman, M Gallery, Grand Mercure, Novotel, Mercure, ibis and Formule 1 hotels.
From our sponsors
Tumor Membuat Bocah Ini Tak Bisa Berhenti Tertawa
Jun 18th 2014, 23:23

Berita Terkait

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak yang bilang, tertawa adalah obat terbaik. Tapi bagaimana jika kita tertawa terus menerus tanpa bisa dikontrol?

Inilah yang dialami seorang bocah perempuan berusia 6 tahun di Bolivia. Bila serangan datang, dia akan tak henti-hentinya tertawa.

Semula, dokter mendiagnosanya dengan kelainan perilaku. Dokter lain memberi tanggapan berbeda. "Dia dianggap hanya manja, sedikit gila, bahkan mengalami kesurupan," José Liders Burgos Zuleta dari Advanced Medical Image Centre di Bolivia.

Tapi Burgos Zuleta dengan serangkaian pemeriksaan menemukan bahwa penyebab sebenarnya kebiasaan tertawanya adalah karena penyakit. Ia menyebut apa yang dialaminya adalah bagian dari gelastik yang disebabkan oleh tumor otak.

Setelah gadis itu menjalani scan otak, para dokter menemukan ada hamartoma, tumor jinak, di otaknya. Setelah dilakukan pembendahan, bocah itu kini bisa tertawa secara wajar dan normal.

Kejang gelastik adalah bentuk epilepsi yang relatif jarang, kata Solomon Moshe, seorang ahli saraf pediatrik di Albert Einstein College of Medicine di New York. Kata ini berasal dari bahasa Yunani gelos, yang artinya tertawa.

"Ini bukan tertawa bahagia seperti yang kita alami," katanya. "Tidak ada kebahagiaan dalam hal ini. Beberapa anak mungkin malah sangat takut."

Kejang yang paling sering disebabkan oleh tumor pada hipotalamus, terutama pada anak-anak, meskipun dapat juga berasal dari tumor di bagian lain otak. Meskipun tertawa adalah gejala utama, pasien juga mungkin bisa menangis tersedu-sedu tanpa sebab.

Tumor ini dapat menyebabkan kelainan pertumbuhan jika mempengaruhi kelenjar pituitari, katanya.

Operasi untuk mengangkat tumor otak ini sangat sulit dan berbahaya. Namun teknik bedah baru yang dikembangkan dalam 10 tahun terakhir memungkinkan dokter untuk mengangkatnya secara efektif tanpa risiko besar, kata Moshe.

AP | INDAH P

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions