PROGRAM Keluarga Berencana (KB) merupakan solusi untuk mengendalikan ledakan penduduk dan menekan Angka Kematian Ibu (AKI).
Namun, masih banyak hambatan dalam pelaksanaan program KB, terutama di daerah, Apa pasal?
Menurut Ketua Dari Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr. Emi Nurjasmi, M. Kes masih banyak ibu-ibu yang tidak ikut program berencana, terlebih di daerah-daerah. Hal ini diyakini karena alasan budaya dan kepercayaan setempat yang mengatakan banyak anak makin banyak rezeki.
"Saya pernah bertugas di puskesmas Papua, menyakinkan ibu untuk KB itu tidak mudah, apalagi ibu itu tidak bisa menentukan sendiri," tuturnya pada Rapat Koodinasi Nasional (Rakornas) Kemitraan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Tahun 2014 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa (25/3/2014).
Menurut, ibu-ibu di daerah masih tidak bisa menentukan sendiri apakah mereka akan ber-KB atau tidak. Ketua IBI tersebut mengatakan bahwa kebudayaan membuat para ibu harus memutuskan segala sesuatunya secara bersama-sama, semisal dengan suami dan keluarga.
"Jadi, masih banyak keluarga-keluarga terutama yang di daerah-daerah tidak pakai KB. Wanita penting menjalani program KB, karena nantinya wanita dapat mengatur jumlah anak. Sebab, bila ini tanpa adanya pengaturan dan perencanaan, maka kelahiran akan (ren)