Orangtua dilarang bertengkar di depan anak (Foto: Huffpost) ANAK-ANAK umumnya memiliki tingkah laku yang menggemaskan. Namun, tidak sedikit pula yang mengalami gangguan perilaku atau yang biasa dikenal dengan anak "nakal".
Gangguan perilaku pada anak timbul dari faktor keturunan dan lingkungan. Temperamen keras dari anak, yang hidup di lingkungan keluarga tidak sehat, akan semakin membentuk agresivitasnya. Apalagi, jika ditambah dengan pola pengasuhan yang buruk.
"Kalau anak sudah melakukan tindakan agresif, seperti merusak barang, melukai orang lain atau menyakiti binatang, anak-anak bisa dikategorikan mengalami gangguan perilaku atau conduct disorder," kata psikolog Roslina Verauli, M. Psi, kepada Okezone melalui sambungan telefon, baru-baru ini.
Untuk mengatasi perilaku agresif tersebut, perlu tindakan khusus. Salah satunya adalah menjalani psikoterapi.
"Anak-anak dengan gangguan perilaku bisa diobati dengan menjalani psikoterapi. Namun, pertama-tama sang anak harus di-review terlebih dahulu jenis gangguannya," papar Roslina.
Selain itu, penanganan tidak hanya dilakukan pada anak, namun juga orangtuanya. Dengan demikian, interaksi antara orangtua dan anak dapat membantu memecahkan masalah dengan mudah serta menemukan solusinya.
Untuk menindaklanjuti perilaku agresif pada anak, hal pertama yang dilakukan adalah memodifikasi perilaku. Verauli menegaskan pentingnya turut memelajari profil anak.
"Pelajari jenis pendekatan dan konsekuensinya. Teknik modifikasi perilaku yang bisa dicoba salah satunya adalah punishment and reward," tutupnya. (Baca: Kasus Kekerasan Terhadap Anak Bisa Menular?)
(ftr)
Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.