Pages

Rabu, 04 Juni 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Clear Your Inbox Today

FollowUp.cc is a simple and easy tool to help your Inbox be more productive. FollowUp.cc works on any email system and any device - No login and no special software
From our sponsors
Tubuh Bayi Baru Lahir Kuning Sampai 2 Minggu Lebih? Waspadai Kelainan Hati
Jun 4th 2014, 02:31

Jakarta, Saat baru lahir, beberapa bayi memang mengalami tubuh yang menguning. Hal ini normal adanya karena kadar bilirubin yang terlalu tinggi. Namun, ketika tubuh bayi menguning dalam waktu lebih dari dua minggu, ada baiknya orang tua waspada.

"Biasanya ciri-ciri bayi ada kelaianan hati itu tubuhnya kuning lebih dari usia dua minggu. Kalau seperti itu dicurigai ada kelainan hati," tutur Dr dr Hanifah Oswari SpA(K), konsultan Gastro-hepatologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM.

Saat ditemui detikHealth di RSCM, dr Hanifah mengatakan kondisi tersebut patut diwaspadai sebagai indikasi kelainan hati. Namun, dr Hanifah menekankan kondisi kuning belum bisa dipastikan ada kelainan hati pada si kecil.

"Jangan terus dijemur. Perlu dilihat adakah kemungkinan kelainan hati. Nanti akan ditelusuri dan pada sebagian besar kasus jika kelainan ditemukan sejak dini, bisa ditangani, misalnya atresia bilier yang ditangani dengan operasi," tutur dr Hanifah, seperti ditulis Rabu (4/6/2014).

Meski demikian, diakui dr Hanifah kelainan hati pada anak tidak selalu mudah didiagnosis. Apalagi jika kondisinya makin parah, bisa mengakibatkan sirosis, meningkatnya tekanan pembuluh darah besar, perut terisi air, dan mudah infeksi.

Jika sudah parah, maka perlu dilakukan transplantasi hati. Hanya saja masalahnya tidak semua bayi kondisinya memungkinkan ditransplantasi. Pasalnya, menurut dr Hanifah, ada bayi yang akan melakukan transplantasi tetapi kondisinya cepat memburuk sehingga tidak tertolong.

"Ada syarat tertentu juga yaitu berat badannya mencukupi, sekitar 10 kg dan biasanya berat 10 kg itu kan umur anaknya di atas satu tahun. Tapi itu bukan angka mati.

"Keputusan melakukan transplantasi pun ditentukan tim dokter dari dokter bedah, anak, dan anestesi, mampu nggak kita lakukan prosedur ini. Nggak hanya operasinya saja, tapi pasien masih bisa hidup setelah kita transplant," tutup dr Hanifah.

(rdn/up)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
093059_asi.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions