Pages

Selasa, 29 Oktober 2013

Tempo.co News Site
daily news from tempo.co 
Ready to move beyond the basics?

Enroll in this advanced DSLR course to explore more creative scenarios, image editing, and videography.
From our sponsors
Apa Jadinya Menu Makanan Didasari Pilihan Teman
Oct 29th 2013, 02:59

Berita Terkait

TEMPO.CO, Washington DC - Menu makan yang kita pilih di restoran ternyata dipengaruhi oleh teman saat menemani makan. Dalam penelitian terbaru diungkap, sekelompok orang pergi ke restoran bersama-sama cenderung memilih menu sama dari kategori menu sejenis.

"Kesimpulan penelitian ini, orang ingin berbeda, tetapi tak mau jauh berbeda," ujar penulis hasil penelitian, Brenna Ellison, food economist dari University of Illinois, seperti dikutip situs Health Day edisi 25 Oktober 2013.

Menurut Ellison, seseorang ingin menyesuaikan diri dengan teman yang makan malam bersama. Ini justru berlawanan dengan ekspektasi, orang akan menunjukkan perilaku, yakni variety-seeking behavior. Kita tidak ingin terlihat berbeda dari orang lain. (Baca: Ritual Sebelum Makan Tingkatkan Cita Rasa Makanan |

Ia menganalisis menu makan siang selama tiga bulan di restoran di Stillwater, Oklahoma. Di salah satu ruang makan restoran, para tamu menerima daftar menu yang berisi jenis makanan dan daftar harganya. Tamu di bagian lain menerima menu makanan yang berisi menu beserta jumlah kalori.

Sedangkan tamu di ruang makan ketiga menerima menu makanan dengan jumlah kalori dan simbol warna lampu lalu-lintas sebagai indikasi bahwa kalorinya beragam.

Dijelaskan bahwa warna hijau menunjukkan kalau makanan mengandung kalori 400 atau kurang dari itu, kuning mengandung kalori 401-800, dan warna merah menunjukkan jumlah kalorinya lebih dari 800.

Pelayan mengatakan, para tamu membicarakan mengenai simbol warna-warni tersebut. "Kami menemukan fakta, meja lebih besar menerima menu bersimbol lampu lalu-lintas itu memesan makanan yang lebih rendah kalorinya. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa teman memberikan pengaruh untuk memesan item makanan yang rendah kalori," ujar dia.

Hasil riset ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan Agricultural and Applied Economics Association di Washington D.C. belum lama ini. "Temuan yang paling besar dari riset ini, orang merasa lebih bahagia jika mereka membuat pilihan sama dengan teman duduk di sekitarnya," ujar Ellison.

"Jika teman-teman saya memesan makanan berkalori tinggi atau mengeluarkan lebih banyak uang, saya akan merasa lebih bahagia juga jika memesan makanan berkalori tinggi dan membelanjakan lebih banyak uang."

Temuan paling menarik, menu makanan yang dipilih sebenarnya bukan kesukaan seseorang, misalnya salad. Ia lebih bahagia memilih menu salad karena teman-teman memilih yang sama. Karena itu, temuan ini menunjukkan bahwa lebih baik memilih teman bergaya hidup sehat ketimbang memilih menu makanan yang sehat.

HEALTH DAY I ARBAIYAH SATRIANI

Berita Terpopuler
Dua Jam Saja, Batas Anak Ber-Facebook per hari
Makan Daging Asap Dapat Turunkan Kualitas Sperma
Studi: Dokter Perempuan Lebih Perhatian ke Pasien  
Andika Pratama Dukung Ajang Pencarian Bakat  
Vicky Shu ke Gunung Pakai Sepatu Hak Tinggi  

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends:

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions