SEJAK lama, masyarakat Indonesia memanfaatkan tanaman dengan menggunakannya sebagai bahan pengobatan. Mereka lebih percaya kepada cara pengobatan berbahan alami atau natural untuk menjaga kesehatannnya.
Dengan lebih dari 2.000 jenis tanaman obat yang dimiliki Indonesia, artinya kita memiliki potensi untuk menggunakan tanaman sebagai pengobatan. Hal ini didukung oleh semakin populernya produk berbahan natural dan tanaman herbal sebagai pengobatan pelengkap maupun alternatif.
Peneliti Senior di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Tawangmangu, Kementerian Kesehatan, Ir. Yuli Widiastuti, M.Kes mengatakan bahwa dirinya mendukung dengan perkembangan obat-obatan herbal atau berbahan alami, misalnya jamu.
"Saya sangat mendukung dengan semakin banyaknya penggunaan obat-obatan herbal, sehingga ke depannya akan semakin bisa dikembangkan untuk bersaing dengan negara lain,"ungkapnya pada diskusi bertema "Mengembangkan Potensi Alam Untuk Indonesia" di Central Park, Jakarta Barat, Kamis (10/10/2013).
"Hampir sampai 85 persen orang-orang di Indonesia itu dalam kondisi sehat, jadi potensi obat herbal sebagai promotif dan preventif sangat tinggi,"lanjutnya.
Sementara, World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 4 miliar atau 80% dari populasi dunia saat ini juga memanfaatkan pengobatan herbal dan berbahan natural untuk beberapa aspek perawatan kesehatan mereka, termasuk upaya promotif dan preventif. (ind)