SEBUAH perawatan terbaru ditemukan para peneliti untuk mengatasi kanker payudara. Hanya dalam 15 menit, treatment tersebut mampu membunuh keberadaan kanker mematikan itu tanpa perlu masektomi.
Fiona Fisher didiagnosa kanker payudara baru-baru ini dan sangat terkejut ketika dokter menyarankan langkah pertama yang perlu dilaukan untuk membunuh tumor dengan menggunakan laser selama 15 menit.
Ini melibatkan penyuntikan obat dalam tumor untuk membuatnya sensitif terhadap cahaya. Kemudian melalui jarum, sinar laser ini intensif ke dalam kanker untuk membunuhnya.
"Semuanya kurang invasif dibandingkan biopsi bahwa saya harus mengonfirmasi diagnosis kanker," kata Fiona, seorang Management Consultant di London.
Meskipun hal ini mungkin terdengar seperti jenis cerita, di mana dokter terkesan menawarkan jasa dan menipu pasien untuk mengikuti perawatan mahal dan belum terbukti kenyataannya, namun Fiona adalah sentral yang paling revolusioner dalam percobaan di bidang kanker payudara.
Hanya berselang delapan pekan, Fiona merasa khawatir ketika bagian atas payudara kirinya terasa menebal. Dalam dua pekan, dia menjadi satu dari empat pasien yang diberi terapi photodynamic theraph (PDT) di tahap awal uji coba baru di Royal Free Hospital, London.
Terapi photodynamic pertama kali dirintis sebagai terapi kanker di Inggris sejak 25 tahun lalu dan sekarang disetujui oleh National Institute for Health and Care Excellence (NICE) sebagai pengobatan empat kanker, yakni kanker kulit, kanker kepala dan leher, serta kanker paru-paru dan esofagus.
"Ini pengobatan luar biasa yang memotong biaya dan waktu, serta menjadi sarana pasien tanpa harus menjalani perawatan lain yang tak menyenangkan dan menyebabkan efek samping," kata David Longman, Founder of the Charity Killing Center.
"Ini juga pengobatan yang cepat, pasien dan keluarga mereka juga tahu bahwa dalam waktu singkat apakah kanker telah dihancurkan. Sampai saat ini, pengobatan memiliki kelemahan utama, menyebabkan pasien jadi ultra sensitif terhadap cahaya biasa dan tak dapat meninggalkan rumah selama beberapa pekan setelah pengobatan."
Apa yang membuat kanker payudara saat ini mungkin karena pengenalan obat baru yang meninggalkan tubuh dalam waktu 48 jam.
Sama seperti semua peserta yang ada, Fiona menghabiskan 48 jam setelah perawatan di sebuah ruangan gelap dari Royal Free Hospital. Ini adalah istirahat yang indah dan cukup mewah," kenangnya.
Para ahli memerkirakan bahwa terapi photodynamic akhirnya bisa membuat pengobatan non-infasif untuk beberapa jenis kanker payudara.
"Keindahan dari teknologi ini ialah jika berhasil, ia bekerja tanpa memengaruhi jaringan sehat di sekitarnya, dan meninggalkan payudara yang utuh," kata Profesor Mohammed Keshtgar, ahli bedah kanker payudara di Royal Free selaku ketua penelitian.
Uji coba terapi photodynamic adalah yang pertama untuk menguji kanker payudara primer yang baru didiagnosa.
Tahap awal dari penelitian ini ialah dose escalating study untuk menemukan yang paling efektif kombinasi dosis obat dan cahaya, di mana pasien yang menerima scan MRI sebelum dan sesudah perawatan untuk mengukur dampaknya terhadap tumor.
Sebagai pengobatan yang belum terbukti, para wanita dalam penelitian itu harus setuju untuk menjalani masektomi setelah itu. Percobaan itu tak dapat menempatkan peserta pada tiap risiko kanker mereka kembali menyerang. Namun, jaringan yang diambil selama masektomi akan dianalisis untuk memeriksa efek dari terapi photodynamic.
Itulah sebabnya, hanya beberapa hari setelah muncul peringatan dari Royal Free, Fional kembali untuk operasi di rumah sakit dan melakukan masektomi penuh, serta rekonstruksi payudara kirinya. Dan pekan depan, dia akan memulai kemoterapi dan radioterapi, diikuti oleh sederet tablet hormon.
"Saya tidak mungkin mendapatkan manfaat tersebut sendiri, tapi untuk mengetahui kontribusi saya mungkin bisa mengubah pengalaman kanker payudara bagi wanita di masa depan yang membuatnya lebih berharga," katanya.
Tim dari The Royal bertekad untuk menemukan kebenaran tentang terapi ini dalam pengobatan kanker. Sementara pusat-pusat lainnya termasuk University College London telah memelajari PDT.
Persetujuan NICE akan terapi ini dilengkapi dengan peringatan bahwa bukti yang mendukung ialah kualitas yang buruk bahwa rumah sakit harus memertimbangkan ini ketika hendak menggunakannya atau tidak.
Diharapkan uji coba baru akan meyakinkan orang di lapangan untuk mencoba PDT.
Sebagian ahli bedah merasa nyaman dengan PDT karena mereka terbiasa menggunakan peralatan seperti laser.
"Tapi pengobatan kanker saat ini diputuskan oleh tim. Sulit membawa spesialisasi ini berbeda untuk dikomunikasikan manfaatnya secara baik untuk membawa perubahan dramatis dalam pengobatan," ujar Dr Mahendra Deonarain.
Tahap pertama dari tiga tahap studi ini ialah merekrut pasien, tapi ini harus diselesaikan dalam waktu dua tahun. Tahap berikutnya ialah melibatkan kelompok yang lebih besar dari wanita yang telah didiagnosa kanker payudara, tetapi menolak masektomi untuk alasan pribadi atau tidak layak untuk operasi.
Kami meminta mereka untuk menjalani PDT tanpa perawatan lebih lanjut dan kemudian mengikuti perkembangan mereka selama beberapa bulan untuk mengetahui apakah usia pasien dan jenis grade tumor yang memengaruhi efektivitas pengobatan dan membandingkan hasilnya dengan wanita lain.
"Ini penting bahwa kita tak meninggalkan ruang untuk meragukan tentang hasil uji coba ini," ujar Prof Keshtgar.
"Jika berhasil, kami ingin perlakuan sepenuhnya disetujui NICE dan secara luas tersedia untuk pasien kanker payudara."
Dr Keyvan Moghissi, Clinical Director of the Yorkshire Laser Centre mengatakan bahwa ini sangat penting karena menjadi harapan pasien dari terapi yang realistis.
"Ini sangat efektif untuk kanker yang tepat, tetapi tak bekerja untuk setiap pasien."
Lebih penting lagi, di pusat Est Yorkshire, dia telah menggunakan PDT sebagai pengobatan kanker lebih dari 20 tahun, tetapi biasanya merekomendasikan pengobatan hanya sekira satu dari 10 pasien.
"Itu tidak bekerja untuk banyak kanker seperti leukimia dan itu hanya berhasil bila tumor sangat terlokalisasi,"katanya.
Terlebih lagi, seringkali hasil terbaik dicapai bila PDT digunakan bersama terapi konvensional yakni operasi, kemoterapi dan radioterapi, seperti dilansir Dailymail. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: