Oleh Abdi Susanto
Posted: 01/10/2013 20:59
Liputan6.com, Ada beragam faktor penyebab depresi. Spesialis kesehatan jiwa dari Universitas Indonesia Dr. Suryo Dharmono, Sp.KJ menyebutkan, depresi muncul akibat kombinasi beragam hal.
Berita Terkait
Fator eksternal yang bisa muncul misalnya konflik keluarga, konflik interpersonal, kehilangan teman atau keluarga, perubahan musim, akibat obat-obatan (anithipertensi, kontrasepsi oral, kortikosteroid) serta alcohol, dan akibat penyakit medis seperti stroke atau parkinson.
Faktor internal yang bisa memengaruhi munculnya depresi antara lain pengalaman buruk masa lalu, kepribadian seseorang yang memang buruk (musah mengkritik diri sendiri, mudah khawatir, pemalu, sensitive), akibat melahirkan, menopause, dan faktor keturunan yang menyebabkan terjadinya perubahan kimia dalam otak.
"Karena itu, tidak heran bila wanita dalam hal ini bisa mengalami depresi dua kali lebih besar dibanding pria karena dalam hidupnya wanita mengalami proses melahirkan, menopause, mengasup obat kontrasepsi, dan masih ditambah hal lain," jelas Suryo.
Beberapa keluhan seperti nafsu makan berkurang, sulit tidur, keinginan bunuh diri, pesimis, harga diri turun, konsentrasi dan perhatian menurun, merasa tidak berguna, gangguan pencernaan bisa jadi menjadi gejala-gejala depresi.
Kalau Anda menemui diri sendiri mengalami hal ini, tentu saja sebaiknya mendatangi psikiater atau setidaknya minta tolong mereka yang ahli dalam bidangnya. Sah-sah saja bila Anda hendak datang ke seorang kyai atau seorang ahli meditasi, bahkan ahli yoga untuk menyelesaikan depresi.
"Semuanya baik dan layak dilakukan asal kelompok-kelompok ini memiliki konsep yang sama dengan kita para dokter dalam memandang depresi. Karena bisa jadi, seorang penderita depresi ketika datang justru malah diminta mengaku dan menyesali seluruh dosa dan kesalahannya. Padahal depresi yang muncul bukanlah akibat seluruh kesalahannya," ungkap Suryo.
Kompleksitas masalah depresi ini menuntut kerja keras dan kerja sama semua pihak untuk memulai gerakan bersama sadar depresi. "Masyarakat perlu melek terhadap masalah kesehatan jiwa," jelas Suryo.
Di beberapa negara maju seperti Australia dan Amerika, masalah depresi sejak satu dekade terakhir mendapat perhatian serius baik dari pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat. Pemerintah Australia tahun 1998-2003 bahkan mencanangkan "National Action Plan for Depression" dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat termasuk tokoh-tokoh masyarakat Aborigin.
Gerakan nasional menekan pentingnya aspek promosi dan pencegahan depresi. "Better Mental Health Literacy merupakan isu yang mendapat perhatian besar di Australia dan Amerika" jelas Suryo. Sayang di Indonesia belum ada perhatian semacam.
(Abd)
Berita Rekomendasi
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: