KEPADATAN penduduk DKI Jakarta termasuk yang tertinggi di Indonesia. Kondisi tersebut menjadikan masyarakatnya berisiko terbesar terjangkit virus dengue, penyebab demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr Dien Emawati, M.Kes, mengatakan bahwa sepertiga kasus DBD berasal dari Jakarta. Sementara, provinsi lain yang juga melaporkan kasus dengue terbanyak berasal dari Jawa Barat dan Bali.
"Angka kejadian DBD di Jakarta dari Januari hingga Mei 2014 adalah sebanyak 5.321 kasus. Sementara, selama tahun 2013, angka kasus DBD mencapai sekira 10 ribu kejadian," katanya di Hotel Atlet Century, Jakarta, baru-baru ini.
Meski demikian, Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof Dr dr Srie Rezeki S. Hadinegoro Sp.A(K), mengatakan bahwa angka kesakitan DBD dari tahun ke tahun belum menurun. Angka tersebut justru semakin meningkat, dengan penyebaran yang semakin luas.
"Angka kejadian penyakit yang tinggi tentunya menyebabkan dampak pada biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit, kondisi ini akan membebani ekonomi keluarga dan negara," jelasnya.
Untuk menurunkan jumlah kasus DBD, dr Dien mengatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta telah melaksanakan berbagai program penunjang. Di antara program penunjang tersebut adalah melakukan koordinasi kepada para jumantik (juru pemantau jentik) di 15 kecamatan dengan kasus dengue terbanyak di Jakarta.
"Selain itu, dilakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk-red) serentak setiap tiga bulan sekali, serta kegiatan fogging untuk mengantisipasi situasi kejadian luar biasa," tutupnya.
(fik)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.