Pages

Senin, 16 Desember 2013

Sindikasi lifestyle.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal Lifestyle 
Learn Adobe Illustrator CS6 Master Techniques from an Adobe Guru!

With over 25 years of experience teaching, Robert Farrell has been a trusted instructor for individuals and companies who want to improve their Adobe skills.
From our sponsors
Duh, Anakku Susah Diatur
Dec 16th 2013, 11:57

"ENGGAK mau… enggak mau!" teriak Rendy (2) sambil meronta-ronta di pelukan sang mama yang baru saja menggendongnya karena berdiri di atas perosotan, sementara anak lain akan meluncur dari atas. Sudah berulang kali diberitahu, Rendy tetap tak mau tahu.  
Jelas tindakannya yang suka memanjat perosotan dari bawah mengundang bahaya. "Huh, anak ini kalau diberitahu sulit sekali menurut…" batin Rhena lelah.
 
Menurut Afia Fitriani, M.Psi, selain sering menunjukkan perilaku yang menyenangkan hati orangtua, anak juga tampaknya senang menunjukkan perilaku yang membuat orangtua kesal. Semakin orangtua kesal, semakin anak senang.

Contohnya ketika anak mengeluarkan mainan dari kotak mainannya, tiba-tiba ia mengeluarkan dengan cara melemparnya. Sudah diingatkan oleh orangtua, ia masih melempar sambil tertawa senang. Padahal, orangtua sudah tampak kesal sekali.
 
Belum Paham
 
"Sebenarnya anak tidak bermaksud untuk membuat orangtua kesal dengan sengaja, ia sedang melatih keterampilan motoriknya dengan melempar mainan. Anak juga belum mampu mengontrol perilakunya dengan baik dan belum begitu paham apa arti dari reaksi kesal orangtua," Afia menjelaskan.
Meskipun anak sudah mulai paham arti dari kata "tidak" atau "jangan" yang diucapkan oleh orangtua, namun anak tetap menunjukkan perilaku melawan orangtua. Ia pun menggunakan kata "tidak" untuk menunjukkan penolakannya. Adakalanya anak dengan terang-terangan menolak perintah orangtua. Tetapi ada juga anak yang kesannya menurut tetapi mengerjakan apa yang diperintahkan dengan lambat dan malas-malasan. Misalnya, ia tahu orangtuanya mengharapkan ia makan dengan cepat, tapi dengan sengaja ia berlama-lama.
 
Wajar

Hal ini masih wajar terjadi pada anak usia batita, dimana mereka mulai belajar mengembangkan kemandiriannya. Anak batita mulai mengembangkan proses pemikiran dari tahapan sensorik motorik yang sekadar memanfaatkan indera sensoriknya (penglihatan, pendengaran, dan lainnya) untuk memanipulasi objek-objek di sekitarnya, dan kemudian melatih daya berpikirnya untuk melihat aksi-reaksi dari manipulasi objek-objek tersebut.

Anak ingin tahu apa yang akan terjadi bila mainannya ia lempar, atau makanannya ia tumpahkan. Memang cara berpikirnya masih menggunakan satu sudut pandang saja yaitu sudut pandang dirinya sendiri (egosentris).

Oleh karena itu, reaksi orangtua memang harus sesuatu yang konkret dan memberikan efek langsung pada anak. Misalnya, ketika anak menumpahkan minuman maka gelas/botol minuman diambil, bukannya sekadar membersihkan tumpahan tapi tidak mengambil gelas/botol minuman.

Dari sudut pandang anak, perilaku menumpahkan boleh asalkan dibersihkan setelahnya. Membersihkan tumpahan dan memberikan pengertian secara verbal juga belum mampu dipahami oleh anak karena biasanya kata-kata pengertian tersebut tidak memiliki efek langsung pada anak, misalnya mengucapkan, "Sayang airnya, banyak teman-teman Adik yang kekurangan air, harus hemat air, lantainya jadi basah, dan sebagainya."
 
Penyebab


Tiga hal yang dapat menjelaskan mengapa anak batita terus menerus mengabaikan perintah, yaitu:

-
Proses Menuju Kemandirian
Sebenarnya, perilaku melawan dari si kecil merupakan wujud dari proses menuju kemandirian dan kematangan, terutama terkait kontrol terhadap pengambilan keputusan bahkan yang sederhana sekalipun seperti berhenti bermain dan segera tidur siang. Kata-kata penolakan "tidak" dan perilaku menentang yang ditunjukkannya adalah bentuk kemandirian yang sedang dilatih oleh batita. Jadi meskipun perilakunya membuat kesal orangtua tetapi secara positif membantu proses perkembangan emosional batita. Supaya bisa berlatih mandiri, ada saatnya batita perlu menentang keinginan atau perintah orangtua. Bila batita selalu menurut dan kooperatif, maka ia tidak akan pernah belajar untuk bertindak atau melakukan segala sesuatu tanpa bimbingan orangtua.
 
- Mencari Perhatian
Perilaku menentang terkadang menjadi alat untuk mencari perhatian. Seorang anak yang sangat mengharapkan perhatian dari orangtua, lebih memilih mendapatkan perhatian negatif daripada tidak diperhatikan sama sekali. Sehingga bisa dikatakan bahwa anak berperilaku menentang orangtua sebagai pertanda awal belum terpenuhinya kebutuhan emosional batita.
 
- Belum Memahami
Seperti halnya belajar berjalan ataupun berbicara, batita juga membutuhkan latihan dalam memahami dan mematuhi aturan/perintah yang ditetapkan orangtua. Si kecil belajar untuk mematuhi aturan/perintah melalui perilakunya yang kadang menuruti dan suatu saat menentang. Dengan demikian ia akan lebih paham macam akibatnya bila ia menurut dan saat ia menentang. Saat itulah konsistensi dan komitmen orangtua terkait penetapan aturan dan kedisiplinan sedang diuji oleh si kecil. 
 
- Cara Menghadapi
Perlu diingat bahwa menuruti kemauan anak hanya menghentikan perilakunya saat itu, tetapi anak belajar bahwa ia mendapatkan apa yang diinginkannya dengan berperilaku negatif/buruk sehingga akan selalu diulangi lagi.
 
Oleh karena itu, orangtua harus segera memberikan respons yang tepat, konkret dan diterapkan secara konsisten. Saat anak berperilaku negatif/buruk orangtua biasanya secara refleks memberikan hukuman kepadanya. Pemberian hukuman yang paling efektif sebenarnya adalah mengambil sesuatu yang disukai oleh anak. Misalnya, dengan melarang menonton televisi selama waktu tertentu, melarang makanan yang disukai misalnya tidak boleh minum susu cokelat, tidak boleh makan kue, dan lain sebagainya. Sedangkan pemberian hukuman yang tidak disukai anak, seperti harus makan sayur sampai habis, harus merapikan mainannya yang berantakan, dan sebagainya terkadang bisa diterapkan tetapi keberhasilannya tidak akan secepat mengambil sesuatu yang disenangi anak.
 
- Terapkan Disiplin
Kunci untuk penanganan anak batita yang susah dilarang adalah disiplin. Seringkali orangtua baru ingat untuk menerapkan kedisiplinan saat mereka membutuhkannya, yaitu ketika anak menunjukkan suatu perilaku yang buruk. Saat itu, orangtua terpaksa menerapkan kedisiplinan secara mendadak, tanpa banyak berpikir sehingga aturan yang diberikan cenderung berdasarkan emosi dan tekanan situasi. Kedisiplinan itu harus direncanakan, bukan datang secara tiba-tiba.
 
Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk menerapkan kedisiplinan pada anak:

Pahami bahwa disiplin tidak sama dengan memberi hukuman. Memang hukuman adalah salah satu komponen kedisiplinan tetapi hanya melibatkan porsi yang kecil. Komponen utama kedisiplinan adalah kontrol diri, keteraturan dan efisiensi.

- Dalam menerapkan kedisiplinan, orangtua perlu untuk mengembangkan hubungan yang dekat dan penuh kasih sayang dengan anak supaya pemenuhan perhatian yang dibutuhkan oleh anak tercapai. Bila anak memandang orangtua dengan kasih sayang dan kekaguman, maka mereka akan termotivasi untuk menunjukkan perilaku yang kooperatif dan menyenangkan hati orangtua.

- Disiplin adalah proses edukasi, jadi buatlah rancangan pembelajaran mengenai perilaku yang sopan dan beradab pada anak. Contohnya, bila ingin mengajarkan kata "terimakasih" maka dari awal harus direncanakan bagaimana proses pembelajarannya. Misalnya melalui modeling dan pengulangan dari orangtua yang sering mengucapkan kata "terimakasih".
- Lakukan pemberian reward. Reward mulai dari hal yang sederhana seperti senyuman, ciuman atau kata-kata pujian "anak Mama sopan sekali", dan lain-lain. Saat anak lupa dengan aturan, orangtua cukup mengingatkan dan memberikan contoh perilaku yang diharapkan, seperti "meminta sesuatu dengan sopan, ucapkan terima kasih".
(tty)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions