Pages

Kamis, 05 Desember 2013

Liputan6 - RSS 0.92
Liputan6.com merupakan situs berita aktual, tajam, terpercaya yang dimiliki SCTV 
Keep Your Child Ahead Of The Curve!

We've spent the last 12 years developing a system that successfully teaches kids to read.
From our sponsors
Begini Cara Penderita HIV Menikmati Hidup
Dec 5th 2013, 00:37

Posted: 05/12/2013 07:01

Begini Cara Penderita HIV Menikmati Hidup

(Antara/Irsan Mulyadi)

Liputan6.com, Jakarta : Menjadi seorang penderita HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus Infection/Acquired Immunodeficiency Syndrome) tidak lantas membuat pria ini hilang harapan.

Berita Terkait

Nurdiyanto sudah satu tahun menjadi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Menurut pria yang lebih suka dipanggil Anthonio ini menjadi penderita bukanlah kondisi yang harus disembunyikan.

"Kalau mau open status atau tidak memang hak orang tersebut, tapi kan akan lebih baik kalau beberapa pihak tahu. Tidak perlu disembunyikan, misalnya kalau ke dokter gigi atau tempat yang mudah menularkan virus ya harus jujur supaya tidak merugikan banyak pihak," kata Nurdiyanto, ditulis Kamis (5/12/2013).

Pria berusia 28 tahun ini mengatakan menjadi penderita tidak perlu merasa putus asa. "Awalnya mungkin memang putus asa rasanya ingin mati saja, tapi perlu dipandang dari sisi yang lain mungkin karena kita punya salah jadi Tuhan kasih teguran lewat penyakit ini," ungkapnya.

Sikap putus asa menurut Nurdiyanto memang wajar tapi jangan terus dilakukan. "Sekarang harus berani, kalau memang sudah positif ya cepat lakukan pengobatannya supaya bisa hidup seperti manusia normal lainnya. Kalaupun ada yang mendisikriminasi biarkan kita masih punya Tuhan," katanya.

Kini Nurdiyanto sudah merasa menikmati hidup setelah menjadi konselor para generasi muda di lembaga masyarakat dan rumah sakit St. Carolus.

"Saya menikmati hidup dengan berbagi informasi ke semua masyarakat,generasi muda. Setidaknya saya sudah berupaya lakukan hal positif untuk membantu mereka. Mungkin dari pengalaman yang saya share bisa dijadikan pembelajaran untuk mereka agar dapat menghindari perilaku berisiko,"

Dukungan keluarga menjadi semangat untuk pria ini tetap menikmati dan menjalani hidup layaknya manusia normal. "Tuhan itu pemaaf asal kita sudah menyadari kesalahan, sekarang lakukan hal positif saja. Support keluarga dan orang terdekat sangat membantu untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi," kata pria kelahiran Jakarta, 26 November 1985. (Mia/Igw)

Baca Juga:

Jeritan Penderita HIV: Tuhan Saja Memaafkan Mengapa Manusia Tidak
Jangan Takut Tes HIV!
Ingatkan Bahaya HIV Cuma Tiap 1 Desember, Jangan Dong!

Berita Rekomendasi

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions