Pages

Rabu, 02 Oktober 2013

Tempo.co News Site
daily news from tempo.co 
Book your hotel early for a discount!

You can reap the rewards with great discounts at participating Pullman, M Gallery, Grand Mercure, Novotel, Mercure, ibis and Formule 1 hotels.
From our sponsors
Stress Berat Bisa Memicu Demensia dan Alzheimer
Oct 1st 2013, 19:28

Berita Terkait

TEMPO.CO, London--Mereka yang menderita stres berat akibat masalah hidup seperti perceraian atau sakit berkepanjangan ternyata bisa terserang demensia. Risiko terserang demensia dan juga alzheimer meningkat pada orang-orang yang menderita stres di usia produktif antara 35-54 tahun.

Penelitian psikologi dilakukan terhadap 800 orang perempuan Swedia. Sebelumnya para peneliti menggunakan data serta melakukan tes psikologi dan pemeriksaan sekali setiap sepuluh tahun sejak 1968 terhadap para perempuan yang lahir antara 1941 dan 1930.

Hasil penelitian yang dimuat dalam British Medical Journal itu menunjukkan bahwa pada periode 1968-2006 ada satu dari lima atau 19 persen yang memiliki gejala demesia. Sementara 104 orang lainnya menunjukkan gejala Alzheimer.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa mereka yang menderita stress berat pada usia 35-54 tahun punya resiko 21 persen terkena Alzheimer. Sementara resiko terkena demensia tipe apa pun bisa mencapai 15 persen.

Para partisipan tes itu menjawab pertanyaan tentang seberapa besar pengaruh masalah hidup hingga menyebabkan stres. Masalah hidup yang terdaftar dalam pertanyaan itu meliputi perceraian, hidup sendiri setelah bercerai, penyakit serius, anak meninggal, punya kerabat yang sakit mental atau kecanduan alkohol. Punya pasangan pengangguran dan kurangnya dukungan sosial juga disebutkan sebagai masalah yang menyebabkan stres.

Sedikitnya 23 persen dari partisipan pernah mengalami dua dari daftar masalah yang ditunjukkan. Sementara 16 persen diantaranya mengalami empat atau lebih peristiwa yang menyakitkan. Para partisipan menyebutkan mereka mengalami ketakutan, mudah marah dan gangguan tidur akibat peristiwa yang menekan kondisi psikologi mereka.

Dr. Doug Brown dari Perkumpulan Alzheimer mengatakan bahwa manusia mengalami kejadian yang berat pada periode tertentu dalam hidup. "Berusaha memahami bagaimana kondisi itu menjadi faktor pemicu Alzheimer bisa membantu mencegahnya atau memberikan perlakuan yang tepat bagi penderitanya," kata Brown.

TELEGRAPH | GABRIEL TITIYOGA

Terhangat
Edsus LEKRA | Senjata Penembak Polisi | Mobil Murah


Baca juga:
Sehatkah Mengonsumsi Permen Karet?

Plasenta Ibu Dijadikan Pil untuk Kesehatan

Mike Muliadro Ingin Anak Muda Lebih Peduli Batik

Sebuah Metamorfosis Milan

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends:

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions