Pages

Rabu, 02 Oktober 2013

KOMPAShealth
News and Service 
Manage your social media

Best social media tool for image publishing to Facebook and Twitter. Look amazing and delight your followers. Get 40% off when you sign up today.
From our sponsors
Sering Berkirim Pesan Picu Gangguan Tidur
Oct 2nd 2013, 00:58


KOMPAS.com
- Banyak orang mengaku tidak dapat lepas dari telepon genggamnya, namun para pakar memperingatkan perilaku tersebut justru akan berakibat kurang baik bagi kesehatan. Sebuah penelitian terbaru mengindikasikan, mengirim pesan melalui telepon genggam secara berlebihan merupakan salah satu pemicu sulit tidur.

Para peneliti asal Amerika Serikat menemukan, orang yang paling banyak mengirim pesan melalui telepon genggam merupakan orang yang paling banyak mengalami masalah tidur. Menurut mereka, hal ini karena orang-orang tersebut merasakan dorongan kuat untuk membalas pesan dengan cepat yang membuat mereka sulit untuk tidur.

Selain itu, orang-orang itu juga cenderung meletakan telepon genggam di sisi mereka saat tidur. Ini akhirnya membuat mereka terbangun saat ada peringatan pesan sepanjang malam.

Peneliti studi Karla Murdock dari Washington Lee University menemukan, mahasiswa tingkat satu yang mengirimkan banyak pesan cenderung kekurangan tidur, terlepas dari kadar stres mereka.

Murdock awalnya memberikan tes untuk menilai keadaan emosional dan masalah tidur peserta. Dia juga meminta mereka untuk memperkirakan berapa pesan rata-rata yang mereka kirim dan terima dalam satu hari.

Kemudian, untuk mengetahui kualitas tidur peserta, Murdock menggunakan Indeks Kualitas Tidur Pittburgh. Indeks tersebut merupakan alat yang sering digunakan untuk mengukur kualitas tidur seperti durasi tidur, waktu yang butuhkan untuk mulai tertidur, waktu tidur sebenarnya di tempat tidur, gangguan tidur, dan kantuk di siang hari.

"Kunci dari temuan ini adalah semakin banyak mengirimkan pesan, semakin banyak pula gangguan tidur yang dialami," paparnya.

Studi juga menemukan sering mengirimkan pesan juga dikaitkan pada kadar stres pertemanan yang lebih rendah. Hubungannya, kata Murdock, sering mengirim pesan dapat memicu gangguan yang berhubungan dengan stres.

"Meski masih berupa spekulasi, ini mungkin dikarenakan mengirim pesan merupakan jenis komunikasi yang tidak sama dengan komunikasi langsung dalam hubungan pertemanan yang dekat," ujarnya.

Berkomunikasi melalui pesan, imbuhnya, tidak melibatkan isyarat non-verbal yang penting dalam komunikasi langsung. Inilah yang membawa tingginya tingkat kesalahpahaman yang mengakibatkan stres.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends:

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions