Jakarta, Tak hanya sekadar untuk memperoleh energi, saat ini aktivitas makan juga kerap dilakukan untuk mengatasi emosi berlebihan. Padahal kebiasaan ini bisa membuat berat badan meningkat tanpa disadari, lho.
"Pada umumnya penyebab utama seseorang mengalami emosional eating adalah karena rasa bosan akibat rutinitas dan emosi yang tak stabil, biasanya karena stres," tutur Rita Ramayulis, DCN, MKes, pakar gizi, seperti ditulis dalam bukunya 'Slim is Easy: Cara Ajaib Menurunkan Berat Badan dengan Diet REST' dan dikutip detikHealth pada Senin (9/6/2014).
Pengajar jurusan gizi di Poltekkes Jakarta II ini juga menyebutkan bahwa langkah awal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi emotional eating adalah mengenali rasa lapar.
"Jika Anda merasa perut keroncongan, jangan buru-buru menyimpulkan bahwa Anda lapar. Coba diingat jam berapa terakhir Anda makan. Apabila jaraknya baru 2 jam, mungkin Anda tidak lapar, tapi dehidrasi," papar Rita.
Relaksasi juga dianggap Rita bisa membantu Anda mengatasi emotional eating. Caranya, saat ada dorongan untuk makan saat Anda belum lapar, segera alihkan pikiran. Misalnya dengarkan musik, main games, membaca atau mengobrol dengan teman.
"Simpan juga makanan sehat berupa sayur atau buah, serta roti gandum di rumah atau di tempat kerja. Saat keinginan makan datang karena emosi, otomatis Anda akan segera mencari makanan. Jika yang ada hanya sayur dan buah, Anda otomatis akan mengonsumsinya," tulis Rita.
Latihan fisik teratur dan istirahat cukup juga tak boleh dianggap enteng. Saat seseorang melakukan latihan fisik secara teratur dan istirahat cukup, ia akan lebih mudah dalam mengelola stres.
(
ajg/up)