Jakarta, Ada kebiasan baru yang belakangan populer di kalangan binaragawan di Amerika Serikat. Pria-pria dengan tubuh kekar di negeri Paman Sam tersebut gemar mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI) sebagai pengganti suplemen mereka.
Beralasan karena ASI memiliki nutrisi yang lengkap, binaragawan tersebut membeli ASI secara online dari para donor yang produksi ASI-nya berlebihan.
Menanggapi hal ini, dr Inge Permadhi, SpGK dari RS Umum Pusat Cipto Mangunkusumo Jakarta mengatakan bahwa kurang tepat jika ASI digunakan sebagai pengganti suplemen binaragawan meskipun banyak kandungan nutrisinya.
"Kalau dibilang baik ya pastinya baik sekali (ASI) lah, untuk bayi saja aman apalagi orang dewasa. Tapi untuk dikonsumsi orang dewasa sebagai pengganti asupan nutrisi, itu butuh banyak. Nutrisi untuk badan orang dewasa itu sudah cukup diperoleh lewat asupan makanan yang bervariasi dan diproses dengan baik," ujar dr Inge saat dihubungi detikHealth, seperti ditulis Senin (9/6/2014).
Para binaragawan percaya, dengan mengkonsumsi ASI mereka akan memperoleh manfaat yang sama seperti saat bayi mengkonsumsi ASI. Di forum binaraga bodybuilding.com, salah satu dari binaragawan mengatakan bahwa ia berhasil memperoleh kenaikan massa otot karena manfaat dari mengkonsumsi ASI.
Hal tersebut dibantah oleh dr Michael Triangto, SpKO, spesialis kedokteran olahraga di Persatuan Badminton Seluruh Indonesia (PBSI) saat dihubungi via telepon. Menurutnya kandungan gizi yang ada pada ASI tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan binaragawan.
"Coba kita lihat, memangnya ada bayi yang ototnya besar karena minum ASI? Jadi mungkin ini cuma mitos atau keyakinan yang salah. Konten ASI penuh gizi itu saya yakin, tapi saya tidak yakin itu dapat membantu seorang binaraga jadi lebih terampil atau besar." ujar dr Michael.
Hal serupa juga dikonfirmasi oleh dr Inge. Bayi memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi karena hormon pertumbuhan yang mereka miliki di dalam tubuhnya, bukan akibat kandungan nutrisi pada ASI.
"Bayi tumbuh cepat bukan karena ada kandungan steroid pada ASI, saya ragu ada steroid pada ASI," tambah dr Inge.
(up/up)