Jakarta, Pasca putus cinta, terkadang banyak orang yang memiliki kecenderungan untuk membujang lebih lama karena depresi atau dengan kata lain sulit move on. Bahkan di beberapa kasus, seseorang bisa jadi trauma untuk jatuh cinta.
"Trauma itu pada dasarnya berasal dari kepribadian orang itu sendiri. Ketika seseorang kepribadiannya rapuh, ia tidak akan bangkit dari satu pengalaman dan itu akan menjadi trauma," jelas Dr. dr. Nurmiati Amir, SpKJ (K) Wakil Ketua Seksi Bipolar dan Gangguan Mood lainnya dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Secara psikis, pengalaman terhadap trauma akan menentukan orang itu ke depannya. Orang yang pernah sukses menghadapi pengalaman terhadap trauma, ke depannya akan bisa bertahan menghadapi tantangan hidup selanjutnya.
Kepribadian seseorang yang kuat dan matang dapat mengatasi tekanan yang dihadapinya. Bahkan ketika seseorang dihadapi dengan tekanan yang begitu besar, dengan kepribadian yang tangguh pun ia mampu menanganinya. Di kemudian hari, tekanan itu bisa menjadi pengalaman yang akan menyokong orang tersebut.
Nah, untuk melawan tekanan atau masalah yang dihadapi, dr Nurmiati mengatakan diperlukan kekuatan yang terdiri dari pengalaman dan kepribadian yang tangguh.
"Seseorang dihadapkan dengan tekanan yang kecil ketika kepribadiannya sedang rapuh, ia akan tidak mampu menghadapi apa yang terjadi. Kemudian hal itu membuatnya depresi dan menjadi trauma untuk jatuh cinta," lanjut dr Nurmiati saat ditemui beberapa waktu lalu dan ditulis pada Jumat (20/6/2014).
"Untuk membentuk kepribadian yang tangguh, harus dimulai sejak dini. Semenjak dari anak-anak, seseorang harus diajarkan untuk menghadapi beragam masalah dan menyelesaikannya secara bertahap sesuai dengan usianya. Sehingga di kemudian hari terbentuklah pribadi yang tangguh," tutupnya.
(rdn/up)