Jakarta, Jumlah penderita obesitas di Australia yang terus meningkat juga menyulitkan industri pemakaman untuk mengelola mayat mereka. Pihak industri pemakaman harus melakukan pelebaran pintu tungku krematorium serta menggali kubur yang lebih besar hingga ukuran peti mati yang khusus.
Joanne Cummings, seorang direktur industri pemakaman Pilbara Funeral Service mengatakan bahwa mayat yang terlalu gemuk sangat merepotkan. Ia merasa kesulitan untuk memindahkannya dengan troli, ataupun untuk menyimpannya dalam lemari es.
Ron Wynn, direktur regional West Austalia Country Health Service membantah keluhan tersebut. "Hal itu dikarenakan Pilbara Funeral Serice tidak memiliki fasilitas penyimpanan tubuh di Port Hedland atau Karratha, namun rumah sakit akan membantu menangani masalah ini," sanggahnya.
Sementara itu, presiden asosiasi direktur pemakaman Australian, Darren Eddy menjelaskan, "Pembuatan peti mati untuk seseorang dengan bobot lebih dari 200 kilogram memiliki bentuk yang lebih kotak daripada orang biasa yang memiliki bentuk peti mati segitiga kecil. Produsen peti mati di Australia pun juga telah mengusahakan membuat standar ukuran peti mati yang lebih besar."
Tidak hanya peti mati yang diperhatikan untuk diubah ukurannya, tapi juga tempat kremasi bagi mayat-mayat yang berbobot lebih. Australia sendiri bahkan telah memasok alat-alat untuk kremasi bagi para penderita obesitas.
Berbeda dengan kremasi,industri pemakampan di Geelong, Australia ternyata memiliki masalah berbeda. Untuk itu diberlakukan biaya tambahan untuk mengubur mayat-mayat yang obesitas. Ukuran standar dari makam biasa adalah 2,4 meter x 1,2 meter dan masalah obesitas ini membuat pihak industri pemakaman harus menggali makam lebih luas dan besar.
"Misalnya, dalam makam orang yang obesitas harus diperluas 1 kaki, bayangkan jika terdapat sepuluh orang yang obesitas. Berarti akan ada pelebaran sebesar sepuluh kaki juga. Tentu hal ini akan merepotkan industri pemakaman," tutup Darren, dikutip dari ABC Australia, Jumat (20/6/2014).
(up/up)
