Pages

Selasa, 10 Juni 2014

Berita Dunia Kesehatan Terbaru, Tips Posisi Seks, Cara Diet Sehat
Berita Kesehatan Liputan6.com menyajikan kabar terbaru dunia kesehatan, tips hidup sehat, cara diet alami hingga posisi gaya seks terpopuler 
Shop the Official Crayola Store

Find art supplies for outdoor play, coloring books for indoor play and lots more. Visit our colorful online store today.
From our sponsors
Polusi Terkait dengan Autis dan Skizofrenia yang Tinggi
Jun 10th 2014, 00:02, by Fitri Syarifah

Peneliti menemukan mekanisme biologis yang dapat menjelaskan bagaimana polusi menempatkan orang pada risiko tinggi autisme dan skizofrenia

Liputan6.com, Jakarta Satu lagi bukti adanya hubungan antara paparan polusi dan autisme serta skizofrenia. Setelah penelitian yang pernah dipublikasikan dalam JAMA Psychiatry menemukan bahwa anak-anak yang tinggal di daerah berpolusi tinggi didiagnosis dengan gangguan perkembangan saraf dan mengarah autisme. Sekarang, peneliti dari University of Rochester menemukan mekanisme biologis yang dapat menjelaskan bagaimana polusi menempatkan orang pada risiko tinggi autisme dan skizofrenia.

"Dari sudut pandang toksikologi, sebagian besar fokus penelitian adalah polusi udara pada sistem cardiopulmonary--jantung dan paru-paru. Jadi saya pikir polusi dapat menambah risiko gangguan perkembangan saraf seperti autisme," kata penulis studi yang juga profesor kedokteran lingkungan di University of Rochester, Deborah Cory-Slechta.

Penelitian yang diterbitkan dalam Environmental Heath Perspectives mencatat, tikus yang terkena paparan polusi mengalami kritis perkembangan otak.  Dalam empat jam selama empat-hari, tikus yang sering terkena polusi mengalami perubahan perilaku. Hal ini jauh bila dibandingkan dengan tikus yang hidup di lingkungan bersih.

"Kami melihat perubahan dalam tingkat aktivitas dan memori pada laki-laki dan perempuan. Dan kami melihat perbedaan perilaku antara dua kelompok tikus bahkan 10 bulan setelah mereka bebas dari polusi," kata Cory.

Tim juga meneliti otak tikus yang terkena polusi. Mereka menemukan adanya peradangan dan pembesaran ventrikel di kedua sisi otak yang berisi cairan serebrospinal. Pada manusia, ventrikel membesar merupakan gejala dari kondisi otak yang disebut ventriculomegaly atau gangguan perkembangan saraf. Selanjutnya, ventriculomegaly sering dikaitkan dengan kerusakan corpus callosum, saluran yang menghubungkan dua sisi otak.

"Corpus callosum penting dalam mengatur perilaku sosial dan perilaku emosional. Dan autisme dianggap sebagai bagian dari konektivitas yang hilang. Begitupun dengan skizofrenia," jelasnya.

Selain itu, peneliti mencatat, perubahan otak lebih rentan mengenai laki-laki dibandingkan wanita.

(Gabriel Abdi Susanto)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions