Liputan6.com, Jakarta Obesitas merupakan masalah kesehatan paling memprihatinkan di Indonesia. Agar terhindar dari masalah ini, Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Universitas Indonesia (RSCM-UI), Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK menyarankan pada tiap individu untuk menerapkan pola sebagai berikut:
1. Makan baik
Dr. Inge mengatakan, makan baik adalah makan sesuai dengan kebutuhan. Tidak berlebih, tidak juga kurang. Dengan menerapkan makan sesuai kebutuhan, maka indeks massa tubuh (BMI) seseorang dalam kadar normal.
"Masyarakat harus tahu, BMI normal adalah 22,9. Bila sudah masuk 25 sekian, terhitung overweight. Dan, apabila mencapai angka 30, terhitung obesitas," kata Dr. Inge dalam acara `Nestle Healthy Zone` di Pejaten Village, Jakarta, Kamis (10/4/2014)
2. Makan bervariasi
Kebiasaan buruk kebanyakan masyarakat Indonesia adalah makan dengan hanya satu sampai dua macam makanan saja. Padahal, makan yang baik adalah dengan menu beragam di dalam seporsi piring.
"Karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral adalah menu wajib di dalam tiap satu porsi piring. Tapi, kebiasaan masyarakat kita, isinya hanya karbohidrat (nasi+mie goreng) dan telur dirasa cukup," kata Inge menambahkan.
Bila ada di antara Anda yang berdiet dengan cara menghilangkan nasi dalam menu makan sehari-hari, itu adalah salah. Karena, karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh, dan baiknya mengganti nasi putih dengan nasi merah.
3. Makan sesuai jam
Demi menurunkan berat badan, ada di antara kita yang memilih untuk tidak sarapan atau tidak makan malam. Tapi, makan siang dengan porsi berlebih. Menurut Dr. Inge, cara itu juga salah. Karena, makan yang baik adala. makan sesuai jam dengan porsi secukupnya.
"Cara seperti ini salah. Benarnya, makan secukupnya dengan waktu yang tepat. Bila memang waktunya sarapan, sarapanlah. Begitu juga dengan makan malam," kata Inge menjelaskan.
4. Cara memasak
"Percuma kalau bahan makanan sudah fresh, organik, dan sehat, tapi cara memasaknya masih digoreng. Jadi, hindarilah terlalu banyak menggoreng dalam memasak," kata dia menerangkan.
Berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) Indonesia 2007, prevalensi nasional jumlah obesitas baik pada pria dan wanita mengalami peningkatan. Pada 2007, jelas Dr Inge, obesitas pada wanita sebesar 23,8 persen. Sedangkan pada 2013, jumlah itu membesar menjadi 32,9 persen.
"Begitu juga dengan pria. Pada 2007 sebesar 14 persen, dan pada tahun 2013 menjadi 20 persen," kata Dr. Inge menjelaskan.
Melihat data seperti ini, tak heran bila jumlah penderita penyakit seperti jantung koroner, diabetes, dan kanker mengalami peningkatan
(Melly Febrida)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.