TAHUN 2013 menjadi catatan sejarah bagi Indonesia di ajang kecantikan bertaraf internasional. Sebab untuk pertama kali sejak 62 kali dihelat, Indonesia akhirnya didapuk sebagai tuan rumah Miss World 2013.
Perjalanan menjadi tuan rumah untuk ajang tersebut memang tidak mudah. Apalagi banyak negara lain yang ingin menjadi tuan rumah bagi ajang bergengsi tahunan ini, sebut saja seperti negara Afrika dan Filipina. Karena itu, butuh perjuangan yang besar untuk menyakinkan Miss World Organization (MWO) bahwa Indonesia melalui MNC Group bisa menggelar ajang kecantikan tertua di dunia itu.
"Hal ini bukan tanpa perjuangan, melainkan hasil dari effort yang kami lakukan beberapa tahun terakhir untuk melakukan pendekatan pada Miss World Organization. Kita harus membuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang ramah, bukan negara teroris," tutur Liliana Tanoesoedibjo, Pendiri Yayasan Miss Indonesia kepada Okezone di Jakarta.
Beruntung, pihak MWO sangat menyambut baik usulan Indonesia menjadi tuan rumah. Bahkan, Julia Morley, Chairman MWO mengatakan bahwa Indonesia dianggap memiliki berbagai potensi yang patut dikenalkan pada dunia.
"Sulit sekali bagi saya memutuskan negara mana yang bisa menjadi lokasi perhelatan Miss World. Tapi ketika Indonesia mengajukannya, maka negara ini yang menjadi pilihan saya nomor satu. Indonesia tidak hanya punya keindahan alam, tapi juga masyarakatnya yang ramah," ungkapnya.
Ajang Miss World 2013 sendiri dihelat dari 8–28 September 2013 di Nusa Dua, Bali. Sebanyak 127 kontestan dari berbagai negara turut berpartisipasi di ajang kali ini. Jumlah tersebut, rupanya menjadi yang terbesar dalam sejarah penyelenggaraan Miss World.
Bahkan di Miss World Indonesia pula, terdapat beberapa negara yang sempat vakum akhirnya memutuskan kembali ikut serta. Negara tersebut di antaranya British Virgin Islands, China Taipe, Ghana, Haiti, Kyrgyzstan, Lesotho, Moldova, Namibia, Romania, Samoa, Switzerland, Tunisia, dan Zambia. Selain itu, beberapa negara yang tidak pernah mengirimkan wakil di ajang Miss World, kali ini justru melakukannya di Indonesia. Sebut saja seperti Kamerun, Guinea, Guinea-Bissau, Kosovo, dan Uzbekistan. Peningkatan ini menjadi salah satu bukti nyata bahwa negara lain sangat antusias dengan penyelenggaraan Miss World di Indonesia.
"Banyak negara yang tidak pernah ikut, sekarang ikut. Jadi adanya ajang ini, Miss World tidak dilihat secara cantik fisik saja, tapi inner beauty dan dilihat kecerdasan mereka, serta rasa sosial yang tinggi," kata Liliana Tanoesoedibjo.
Sementara itu, kesuksesan Miss World di Indonesia juga tak lepas dari sisi kemasannya. Selama penyelenggaraan ajang tersebut, berbagai hasil kreasi anak bangsa serta budaya dari Nusantara turut dihadirkan. Mulai dari lagu, tarian hingga busana dari berbagai daerah di Tanah Air yang diperkenalkan, bahkan dipakai oleh setiap kontestan. Hal ini pun kemudian menjadi satu bentuk promosi budaya Indonesia ke dunia internasional.
Selain itu, Miss World di Indonesia juga dihadirkan secara berbeda. Untuk pertama kalinya, bikini yang biasa dikenakan saat sesi beach fashion dihapus dan diganti dengan sarung khas Bali. Hal ini dilakukan semata-mata untuk menyesuaikan budaya dan norma yang berlaku di Tanah Air.
"Tidak ada bikini sama sekali karena diganti dengan sarung Bali. Konsepnya tetap baju pantai, tapi dikemas sarung," imbuh istri dari CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo.
Pihak Miss World Organization sendiri saat itu sangat mendukung penggantian busana tersebut. Menurut Julia Morley, digantinya bikini dengan sarung Bali, menunjukkan bahwa Miss World sangat menghargai budaya yang dimiliki tuan rumah.
"Indonesia sudah mendesain pakaian pantai (sarung Bali) yang indah dan saya sangat senang. Kami ingin bekerja dengan cara yang hormat kepada setiap negara dan saya tidak ingin ketika pergi ke sebuah negara, maka tidak ada sikap hormat sama sekali," terangnya.
Kendati begitu, secara keseluruhan ajang Miss World 2013 di Indonesia dinilai sangat sukses. Meski sempat ada perubahan terkait lokasi, namun Indonesia tetap mampu membuktikan diri menjadi tuan rumah yang baik. Terlebih kesuksesan menyelenggarakan Miss World 2013 juga diikuti dengan prestasi yang diraih oleh Indonesia melalui Vania Larissa.
Di hadapan publik Tanah Air, Miss Indonesia 2013 tersebut berhasil membuktikan diri dengan meraih posisi ketujuh saat malam final. Bahkan untuk kategori fast track, gadis cantik tersebut mencatatkan sejumlah prestasi, di antaranya enam besar untuk beach fashion dan juara talent show berkat kemampuannya bernyanyi seriosa. Tentu saja, deretan prestasi tersebut merupakan satu bukti prestasi Miss Indonesia dalam ajang Miss World sejak keikutsertaannya pada 2006. (tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.