TEMPO.CO , Kolumbia:Kontak mata sudah lama dianggap sebagai cara efektif saat melakukan persuasi. Tapi sebuah penelitian menunjukan kontak mata justru kontraproduktif ketika lawan bicara sudah tak setuju.
"Ada banyak pengetahuan budaya tentang kekuatan kontak mata sebagai alat mempengaruhi," kata Frances Chen, guru besar University of British Columbia, seperti dilansir Xinhua, Kamis, 3 Oktober 2013. "Tapi temuan kami menunjukkan bahwa kontak mata membuat pendengar yang skeptis cenderung untuk mengubah pikiran mereka, tidak lebih, seperti yang diyakini sebelumnya."
Hasil penelitian ini dipublikasikan jurnal Psychological Science, sebuah jurnal dari Association for Psychological Science. Penelitian dilakukan oleh peneliti dari Kanada, Jerman, dan Amerika Serikat.
Dengan bantuan teknologi pelacak mata yang baru-baru ini dikembangkan, peneliti menginvestigasi pengaruh kontak mata pada situasi yang melibatkan persuasi dalam beberapa kali eksperimen. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa dalam berbagai isu-isu kontroversial, semakin banyak partisipan melihat mata pembicara, mereka semakin kurang terbujuk oleh argumen mereka.
Menurut peneliti, kontak mata yang lama hanya terkait dengan penerimaan yang lebih besar pada partisipan yang memang sudah setuju dengan isu yang dibicarakan lawan bicara.
"Apakah Anda seorang politisi atau orang tua, mungkin akan membantu untuk diingat bahwa mencoba mempertahankan kontak mata dapat menjadi bumerang jika Anda mencoba meyakinkan seseorang yang memiliki seperangkat keyakinan berbeda pada Anda," kata peneliti lain, Julia Minson dari Harvard Kennedy School of Government.
XINHUA | AMIRULLAH
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: