Jakarta, Meski tak banyak jumlahnya, namun ada wanita yang hamil berkali-kali tetapi keguguran di tengah jalan. Padahal ia dan suaminya subur, kesehatan ibu dan janinnya juga selalu dijaga. Bisa jadi ini karena trombosis. Karena selain bisa menyebabkan kematian mendadak, trombosis juga bisa menyebabkan keguguran.
Keguguran bisa terjadi manakala trombosis atau sumbatan aliran darah terjadi di plasenta. Hal ini mengakibatkan pembuluh darah yang 'bertugas' mengantarkan nutrisi untuk bayi menjadi terhambat, dan perkembangan janin pun terhenti.
"Biasanya kehamilannya gugur saat usia di bawah 12 minggu. Jadi waktu hamil, hormon estrogen wanita merangsang terproduksinya anti-trombin 3. Nah, anti-trombin 3 ini yang membuat kemungkinan terjadi trombosis," papar Prof. dr. Karmel Lidow Tambunan Sp PD,K-HOM, dari Departemen Hematologi dan Onkologi Medik, FKUI/RSCM.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam seminar berjudul 'Trombosis: Silent Killer!', yang digelar oleh Pfizer, di Bebek Bengil Menteng, Jl H. Agus Salim No 132, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (4/10/2013).
Prof Karmel menjelaskan dalam keadaan normal, tubuh manusia memang memproduksi anti-koagulan dan anti-trombin sendiri, yang tentunya dalam kadar yang tepat dan seimbang. Hanya saja dalam kondisi-kondisi tertentu, metabolisme tubuh dapat berubah dan mengganggu keseimbangan tersebut.
Nah, ketidakseimbangan produksi anti-koagulan dan anti-trombin tersebutlah yang menjadi penyebab terjadinya trombosis. Oleh karena itu, saat produksi anti-trombin berlebih, demi mencegah trombosis, ibu hamil dapat mengonsumsi obat anti-koagular.
Mungkin ibu hamil khawatir untuk meminum obat saat mengandung. Namun jika itu adalah jalan satu-satunya untuk mempertahankan kandungan, mengapa ragu mencoba? Toh menurut Prof Karmel, obat anti-koagular tidak berdampak apapun terhadap perkembangan bayi dalam janin. Meski harganya cukup mahal, tetapi obat ini bisa jadi obat terpenting untuk memastikan bayi Anda mendapatkan nutrisi dengan optimal.
"Oh tidak kok, tidak ada risiko untuk bayi yang dikandung. Justru ternyata membuat bayi lebih cerdas. Serius ini, karena saya mengalami sendiri. Itu tiga cucu saya dulu ibunya gejala trombosis, sekarang pintar-pintar!" ujar Prof Karmel senang.
(vit/vit)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: