Seekor nyamuk yang termasuk dalam Ordo Diptera setelah menghisap darah, di kawasan Bekasi, Jawa Barat (9/4). ANTARA/Paramayuda
TEMPO.CO, Washington – Virus chikungunya menyebar luas di Amerika Serikat dan Kuba. Memang, sebelumnya, pada Desember lalu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kasus chikungunya telah lebih dulu mewabah di Karibia.
Dikutip dari CNN, pada Kamis, 19 Juni 2014, Departemen Kesehatan Georgia telah mengkonfirmasi kasus chikungunya pertama di AS. Menurut pejabat kesehatan, pasien ini terinfeksi setelah melakukan perjalanan ke Karibia.
Kasus-kasus baru juga telah dilaporkan di North Carolina dan Tennessee. Menurut data dari Pusat Pengontrolan dan Pencegahan Penyakit (CDC), sudah ada 57 infeksi chikungunya pada tahun ini. Sementara itu, enam kasus chikungunya juga telah dikonfimasi di Kuba. Para pasien yang terinfeksi diketahui sering bepergian ke Republik Dominika dan Haiti.
Chikungunya telah menginfeksi hampir 5.000 orang di Karibia pada tahun ini. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PDF), lebih dari 160 ribu kasus dicurigai chikungunya. Virus ini juga menyerang Puerto Riko dan Pulau Virgin milik AS. (Baca: Virus Chikungunya Mewabah di Karibia)
Para ahli mengatakan turis Amerika telah membawa chikungunya kembali ke rumah mereka. Hanya tinggal menunggu waktu hingga virus ini menyebar di Amerika Serikat.
Chikungunya bisa membuat penderitanya mengalami demam dan nyeri sendi, bahkan menjadi kritis. Tidak ada obat atau vaksin untuk penyakit ini. Mencegah gigitan adalah kunci utama untuk menghindari infeksi.
ANINGTIAS JATMIKA | CNN
Terpopuler
Intuisi Dimiliki Anak Indigo
Pemilik Intuisi Bicara Pemimpin Masa Depan
Corelle Rilis Domino Piring Pertama di Indonesi