Pages

Minggu, 22 Juni 2014

Sindikasi lifestyle.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal Lifestyle 
How To Lose 19.8 lbs In 21 Days.

Lose weight the right way and keep it off.
From our sponsors
Awasi Tanda-tanda Jenuh Pernikahan!
Jun 22nd 2014, 03:56

Minggu, 22 Juni 2014 - 10:56 wib | Mom & Kiddie -

Awasi Tanda-tanda Jenuh Pernikahan! Jenuh dalam pernikahan (Foto: handbag) BANYAK yang mengatakan rasa bosan dalam berumah tangga muncul saat usia pernikahan lebih dari 10 tahun. Nyatanya, pasangan yang baru menikah selama setahun pun bisa merasa bosan. Kok bisa?
Rasa bosan dalam kehidupan berumah tangga tergolong sikap yang wajar, mengingat tidak ada yang sempurna dalam kehidupan di dunia ini. Bisa saja tiba-tiba Moms atau Dads merasa bosan dengan penampilan pasangan, karena masing-masing sibuk bekerja, keadaan rumah dan anak-anak, atau bosan menghadapi segala macam masalah rumah tangga. 

Menurut Adelina Syarif, M.Psi, tujuan pernikahan yang sesungguhnya adalah keinginan untuk menciptakan hubungan yang langgeng dan memiliki keturunan yang baik. Hal ini dapat terwujud tentunya dengan kerja keras dalam mempertemukan dua karakter dari keluarga berbeda yang dijadikan satu agar bisa saling melengkapi. 

Pada setiap tahun usia pernikahan, sudah pasti Moms and Dads menemui berbagai tantangan kehidupan berumah tangga. Bahkan, pada usia pernikahan 50 tahun pun masih ada yang diuji hubungan rumah tangganya. Hanya saja, tantangan yang dihadapi tentu berbeda dan bermacam-macam.
 
Adelina menyebutkan 3 tanda atau ciri pasangan mulai merasa bosan yang bisa diketahui dari sikap dan perilakunya, seperti:
 
Jaga jarak
Setiap pasangan pasti menunjukkan tanda atau ciri yang berbeda-beda bila ia merasa bosan dengan suatu hal. Komunikasi yang renggang dapat membuat hubungan rumah tanggan terasa bosan, hingga menyebabkan Moms atau Dads tidak lagi saling menghargai. Ciri yang paling mudah dikenali yakni bila sedang bersama, biasanya pasangan mulai menjaga jarak atau menghindar. Misalnya, setelah makan malam biasanya Moms and Dads bermesraan sambil menonton televisi, kini kebiasaan tersebut sudah tidak lagi dilakukan. Tak hanya itu, kontak mata antara Moms and Dads pun jadi jarang terjadi karena satu sama lain saling menghindar. Contoh lainnya kalau tadinya sering ngobrol berdua sebelum tidur, karena alasan tertentu hal ini sudah nggak dilakukan lagi.

Sibuk sendiri
 Saat ini sudah umum bila dalam satu rumah, suami dan istri sama-sama bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup berumah tangga. Bahkan, karena jumlah pekerjaan yang banyak, seringkali Moms atau Dads membawa 'PR' kantornya ke rumah.
Jika setelah makan malam, Moms langsung disibukkan dengan mengurus anak-anak. Begitu pula dengan Dads yang kembali 'asyik' menggunakan gadget demi menyelesaikan PR-nya tersebut. Kesibukan ini bisa menjadi indikasi awal kehidupan rumah tangga terasa membosankan.
 
Tidak ada kaya sayang
Biasanya saat awal pernikahan berkisar 1-2 tahun, baik Moms atau Dads mungkin masih sering melontarkan kata-kata sayang pada pasangannya. Seperti, 'Bunda sayang' atau 'Ayah sayang'. Seiring waktu, kata-kata tersebut mulai jarang diucapkan bahkan ada yang tidak lagi mengatakannya sama sekali. Kata-kata 'manis' seperti itu bisa memudar atau hilang bukan karena pasangannya sudah tidak butuh dipuji atau dimanjakan lagi, tetapi karena sudah lamanya pernikahan maka pasangan menganggap ini bukanlah hal yang istimewa. Padahal, kalau kebiasaan mengatakan sayang ini masih dipertahankan hingga berapapun usia pernikahan menjadi hal yang bagus sekali.
Kata sayang ini pun bisa dijadikan sebuah media untuk lebih merekatkan jalinan hubungan suami dan istri.
 
(ren)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions