Washington DC, Tampaknya belum ada gangguan kesehatan yang bisa mengalahkan parahnya epidemi obesitas. Apalagi sebuah studi menemukan bahwa Indonesia termasuk dalam daftar 10 negara yang menyumbang 50 persen kasus obesitas di seluruh dunia.
Demi mendapatkan kesimpulan ini, tim peneliti dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di Washington mengumpulkan berbagai data dari WHO, situs pemerintah, termasuk me-review hampir seluruh artikel kesehatan yang berkaitan dengan fenomena obesitas ini.
Hasilnya, jumlah penyandang obesitas atau kelebihan berat badan di seluruh dunia mencapai 2,1 miliar orang atau bertambah sebanyak 875 juta orang dari tahun 1980. Namun mirisnya, studi yang sama juga menemukan bila tak ada satupun negara di dunia yang berhasil mengatasi masalah global ini.
Lebih dari separuh di antaranya atau 671 juta penyandang obesitas tinggal di 10 negara, antara lain AS, China, India, Rusia, Brazil, Meksiko, Mesir, Jerman, Pakistan dan Indonesia. Akan tetapi peneliti mengatakan secara keseluruhan angka obesitas di hampir 188 negara di seluruh dunia terus meningkat, meskipun insidensi tertingginya terjadi di negara-negara maju seperti AS dan Inggris.
"Perbedaan lainnya, di negara berkembang, yang lebih banyak mengalami obesitas adalah wanita karena mereka rata-rata harus multitasking, yaitu bekerja sekaligus mengurus keluarga, sehingga tak ada waktu untuk mengelola berat badannya," tandas Prof Ali Mokdad dari IHME seperti dikutip dari BBC, Sabtu (1/6/2014).
Sebaliknya, di negara maju yang ketahuan paling sering mengalami obesitas adalah para prianya. Hal ini karena pria-pria di negara maju banyak menghabiskan waktu di jalan dan menjadi pekerja kantoran atau sering menggunakan komputer.
Menanggapi studi ini, Prof Hermann Toplak dari University of Graz, Austria mengatakan penyebabnya bisa jadi karena proses modernisasi yang dialami dunia. "Dengan adanya teknologi di sekeliling kita, maka ini memicu ketidakaktifan fisik di segala level," tegasnya.
(iva/up)