"Selain karena Surabaya merupakan kota yang indah, fashion masyarakat Surabaya juga sudah berkembang. Jadi, kami ingin membuat Surabaya menjadi kota yang fashionable," katanya.
Sebelumnya tuan rumah acara ini telah dipilih di Ulaanbaatar, Mongolia, namun karena keluhan dari para perancang busana Asia dan Internasional terkait hal tertentu, maka tuan rumah dipindahkan ke Surabaya.
"Para perancang busana Asia dan internasional telah menyampaikan keluhan mereka mengenai tingginya biaya, lamanya waktu perjalanan dan ketersediaan penerbangan ke Ulaanbaatar, Mongolia," katanya.
Surabaya adalah pilihan yang tepat untuk itu.
"Surabaya tidak kalah dengan kota-kota lain. Sebagai kota terbesar kedua di Indonesia dengan pendapatan perkapita tinggi, juga karena Surabaya memiliki walikota yang mendapat penghargaan terbaik se-dunia," katanya.
Sementara itu, Anggota Dewan Eksekutif dan Pendiri AFW, Rhy Surya, mengatakan, ajang ini dihadiri model dan desainer dari negara-negara lain, sehingga hal itu dapat membuka peluang para model dari Indonesia untuk go international.
Selain itu, AFW juga akan mengadakan pertukaran pelajar dengan 14 desainer dari Amerika Latin di "Arva School of Fashion" untuk mengerjakan proyek kerja sama dengan tema batik dan ornamen Amerika Latin.
"Selain mengerjakan proyek bersama, mereka juga bertukar budaya antara Indonesia dan Amerika Latin. Proyek itu nantinya akan diperagakan para model pada 17 Agustus mendatang," kata Direktur dan Founder Arva School of Fashion, Arva Widagdo.
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.