INSIDEN kanker serviks bisa diturunkan dengan berbagai cara. Salah satu cara termudahnya ialah dengan menjalani skrining Inspeksi Visual dengan Asam Asetat( IVA).
Dr. Fitriyadi Kusuma, SpOG (K), Konsultan kanker kandungan dan staf pengajar FKUI di Divisi Onkologi Ginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi menjelaskan bahwa IVA merupakan prosedur untuk mengetahui kelainan pada epitel serviks ( sel yang melapisi leher rahim) dengan menggunakan asam asetat. Tes yang dilakukan melalui IVA adalah cara yang murah, sederhana dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan untuk dapat mendeteksi sini pra kanker serviks. Menurutnya, teknik pemeriksaan IVA merupakan metode paling tepat dan mampu diterapkan untuk negara berkembang seperti di Indonesia.
"Cara mudah deteksi kanker serviks itu dengan cara IVA, atau 'Intip Vagina Aku' dan kemudian diberikan cuka, dan hanya dengan kurang dari dua ribu rupiah Anda bisa mendeteksinya. Kenapa kurang dari dua ribu? Karena itu harga asam cuka yang dijual di warung dimana tingkat akurasi-nya 70 sampai 80 persen dan juga cepat," katanya jelasnya dalam acara yang bertema SOHO #BetterU: Hari Ibu, Hotel Akmani lantai M, Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Kendati demikian, tambah dia, upaya itu harus dilakukan dengan tenaga medis dan tak bisa dilakukan sendiri. Bagi wanita yang ingin mendeteksi organ intimnya dengan cara IVA, ia hanya perlu pergi ke Puskesmas yang lengkap tenaga medisnya dan juga terlatih. Di samping itu, kelemahan teknik ini tak bisa didokumentasi secara pribadi.
Terkait hal di atas, bila wanita menginginkan hasil yang lebih akurat, ia bisa melakukan tes pap smear di rumah sakit. Hal itu karena pemeriksaan jenis melalui banyak hal, yang dimulai dengan mengambil contoh sel-sel lahir rahim, kemudian dianalisa untuk mendeteksi kemungkinan adanya kanker serviks. (ind)