Jakarta, Konser musik dan talenta anak-anak berkebutuhan khusus digelar di Gedung Menara Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (5/10/2013). Dengan mengusung tema "Tanah Airku Indonesia", konser ini mengangkat keragaman budaya bangsa Indonesia.
"Adalah hak setiap anak, termasuk yang berkebutuhan khusus, sebagai bagian dari bangsa ini untuk menunjukkan kecintaannya pada Indonesia melalui budaya," kata Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Gumelar yang menghadiri konser tersebut, seperti ditulis Minggu, (6/10/2013).
Linda mengatakan, pemerintah mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Yayasan Indonesia Peduli Anak Berkebutuhan Khusus (YIPABK) tersebut. Menurutnya, anak-anak berkebutuhan khusus perlu diberi ruang untuk mengembangkan bakat dan potensinya, dan hal itu tidak mungkin dilakukan pemerintah sendirian.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina YIPABK, Maemunah Natasha. Menurutnya, tidak ada satu pun manusia yang diciptakan tidak istimewa oleh Tuhan. Demikian pula anak-anak berkebutuhan khusus, juga merupakan ciptaan istimewa meskipun kerap dianggap berbeda.
"Pada saat kita mengasihi anak berkebutuhan khusus, kita pun sebenarnya sedang mengasihi Tuhan," kata Maemunah.
Menampilkan Keragaman Budaya Indonesia
Sesuai tema yang diangkat, konser yang berlangsung sekitar 1,5 jam ini menampilkan beragam kebudayaan Indonesia alam bentuk tari-tari dan lagu daerah. Anak-anak dengan berbagai 'kekhususan' seperti autisme, tuna runggu, hingga down syndrome membawakannya sesuai bakat masing-masing.
Konser diawali dengan sajian Tari Pendet asal Bali yang dibawakan oleh anak-anak down syndrome dari Ikatan Sindroma Down Indonesia (ISDI). Dengan segala keterbatasannya, 6 anak perempuan melenggak-lenggok di panggung untuk menghibur tamu undangan yang memadati Sanctuary Function Hall Gedung Menara Kuningan.
Berikutnya adalah penampilan grup band The Spe.ed.ster yang anggotanya adalah para penyandang autisme. Salah seorang anggotanya, Rama (19 tahun) terdaftar sebagai satu-satunya murid Indonesia di Boston Conservatory. Grup band yang pernah diundang untuk tampil di Amerika Serikat ini membawakan beberapa lagu daerah.
Tari Lengang Kipas menjadi sajian berikutnya, dibawakan oleh Mutiara Apendi, siswi kelas IX Sekolah Luar Biasa Negeri 6 (SLBN 6) Jakarta. Ada insiden menarik yakni saat mendadak musik pengiring mati karena ada gangguan teknis. Mutiara yang merupakan penyandang tunarungu sepertinya tidak menyadari gangguan tersebut dan tetap menari. Tepuk tangan riuh diberikan untuk penampilan Mutiara yang penuh percaya diri, meski musiknya mati.
Sambutan meriah juga diberikan untuk grup band IM Star, yang digawangi 4 remaja penyandang autisme. Grup band ini cukup eksis karena sering tampil di televisi sejak kisahnya difilmkan oleh sutradara Damien Dematra.
Konser ini merupakan bagian dari rangkaian kampanye Peduli Anak Berkebutuhan Khusus yang digagas oleh YIPAKB. Dalam kesempatan ini pula, Meneg PP dan PA memberikan piagam penghargaan kepada anak-anak berkebutuhan khusus yang tampil sebagai pengisi acara.
(up/vit)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: