Anak sedih orangtuanya cerai (Foto: Google)
PERASAAN anak yang melihat orangtuanya bercerai mungkin biasa saja. Apalagi saat bercerai dia masih balita, belum mengerti apa-apa. Tidak ada yang berubah dari sikapnya, hanya selalu bertanya-tanya mengapa ayah dan bundanya tidak bersama.
Begitulah anak-anak, menurut Seto Mulyadi, Menurut psikolog yang akrab disapa Kak Seto, mereka baru akan merasakan hancur perasaannya dan sedih manakala anak sudah beranjak remaja hingga dewasa.
Ditambah lagi setelah berpisah, orangtuanya kurang memberikan perhatian penuh. Untuk mendapatkan ketenangan, dia akan mencari pelarian di luar rumah dengan hal-hal yang negatif jika tidak ada yang melindunginya.
"Anak yang sudah beranjak remaja dan mengerti orangtuanya berpisah karena perceraian, perasaannya akan hancur dan mencari ketenangan di luar rumah. Kalau anak itu belum mengerti apa-apa atau masih balita, dia akan biasa saja. Paling menangis, karena sang ayah atau ibu tidak ada didekatnya," tutur Kak Seto kepada
Okezone di kediamannya Cirendeu, Jakarta, belum lama ini.
Lebih dalam Kak Seto menjelaskan bahwa anak dari keluarga
broken home, harus memiliki perhatian yang ekstra dari sekelilingnya. Selain perhatian, dia tidak boleh dimasuki berbagai hal negatif tentang orangtuanya. Anak tersebut harus didukung secara penuh agar tumbuh kembangnya maksimal.
"Jika ada anak dari keluarga
broken home jangan dihardik, sayangi mereka, dan beri perhatian ekstra. Walaupun orangtuanya berpisah, kasih sayang harus tetap mengalir agar sang anak merasa dirinya diperhatikan dengan baik," tutupnya.
(tty) Download dan nikmati kemudahan mendapatkan berita melalui Okezone Apps di Android Anda.