BAGI sebagian orang biasanya jarang yang memikirkan porsi saat makan. Biasanya mereka hanya berpatokan pada makanan yang enak dan mengenyangkan.
Ya, setiap orang memiliki porsi makan sehatnya sendiri-sendiri. Dr. dr. Inge Permadi MS, SpGK, Dokter Spesialis Gizi Klinik menerangkan, semua orang itu tak bisa disamakan porsi makannya, meski secara umum porsi makan prinsipnya sama, yakni seperempat piring untuk karbohidrat, seperempat piring untuk protein nabati dan hewani, setengah piring untuk serat.
Bila seseorang mengonsumsi makanan yang tak sesuai dengan porsinya, misalnya makan berlebihan seperti yang banyak terjadi saat ini, hal itu akan membuatnya mengalami obesitas. Seperti yang diketahui obesitas ialah penyebab seseorang terkena penyakit degeneratif (diabetes, stroke, jantung koroner, penyakit jantung, hipertensi).
Lebih dalam, dia menjelaskan bahwa yang membuat porsi makan berbeda itu ialah aktivitas sehari-hari mereka. Bila aktivitas kerja menuntutnya banyak beraktivitas berarti ia diharuskan mengonsumsi lebih banyak.
"Yang bikin porsi makan berbeda itu kan, dari aktivitas harian atau profesi pekerjaannya. Misalnya saja kuli bangunan, sudah jelas mereka harus makan dengan porsi lebih banyak dibanding orang lain. Kalau porsi biasa-biasa saja, pasti gampang capek atau kehabisan energi pas dia kerja," kata Inge.
Oleh karena itu, tambah Inge, setiap orang harus mengenali jenis aktivitasnya sehari-hari. Bila porsi makan seseorang sudah sesuai dengan aktivitas hariannya, maka bisa dibilang porsi makanannya sudah sehat. Namun tetap makanan yang dikonsumsi harus bervariasi, agar menunjang tubuh menyelesaikan setiap pekerjaan.
"Setiap makanan yang kita makan, jangan hanya kebanyakan karbohidrat atau nasinya saja, harus ada protein, minereal dan serat di dalamnya. Hal itu demi menunjang tubuh agar membantu menyelesaikan aktivitas hariannya," katanya dalam acara "Nestlé Indonesia Ajak Konsumen Hidup Sehat Melalui Zona Sehat Nestle" di Atrium Mall Pejaten Village, Pasar Minggu, Jakarta, belum lama ini.
Jangan biasakan bekali anak nasi goreng
Dia menambahkan, porsi makan sehat tak hanya berlaku orang dewasa juga termasuk untuk anak-anak. Oleh karenanya, orangtua jangan memberikan makanan yang hanya menyediakan sedikit gizi untuk tubuhnya.
Contohnya kesalahan yang banyak dilakukan para orangtua ialah membiasakan membuatkan akan bekal anak nasi goreng ke sekolah lantaran mudah dibuat. Padahal nasi goreng komposisinya kebanyakan hanya karbohidrat dan cara pembuatannya tak menyehatkan. Di mana anak-anak sedang membutuhkan banyak nutrisi untuk masa pertumbuhannya.
"Nasi goreng itu sudah pasti digoreng, dan (cara) itu tidak sehat. Minyak itu memberikan tasty (cita rasa), belum lagi minyaknya menyelimuti nasi. Dan caranya yang dibolak-balik itu yang kurang setuju," terangnya.
Kalaupun memberikan anak harus bervariasi di dalamnya, jangan hanya nasi. "Berikanlah variasi pada nasi goreng anak, yakni dengan memasukan daging dalam nasi. Kemudian, beri sayurannya dan pakailah minyak sehat untuk memasak," Imbuh Inge.
Porsi makan sehat untuk si kurus dan si gemuk
Seseorang apakah sudah mengonsumsi makanan sudah sesuai dengan porsi makan sehatnya atau belum bisa dilihat dari indeks massa tubuh. Alasannya, karena indeks massa tubuh merupakan gambaran hasil porsi makan yang selama ini ia makan. Patokannya indeks masa tubuh yang tak berlebihan itu dari 18 setengah sampai 29 setengah, urai Inge.
Jika ada seseorang merasa bertubuh kurus, ingin menaikan berat badannya, dia pun menganjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan porsi lebih banyak setiap hari. Namun komposisi makanannya harus tetap seimbang.
"Komposisi makan harus juga lengkap semua ada karbohidratnya, protein, mineral hewani dan nabati, karbohidrat, serta buah dan sayur untuk seratnya", kata Inge.
Bila ia sudah terbiasa makan dengan porsi makan itu, berat badan yang ideal bisa didapatkan dengan sendirinya. Sementara untuk orang yang merasa indeks masa tubuhnya berlebihan, Inge menganjurkan untuk berdiet.
Caranya yaitu memadukan pola makan sehat dan juga aktivitas fisik. Terlebih, jangan pernah melewatkan jam makan dengan alasan bisa mempercepat penyusutan lemak, sebab hal itu malah bisa membuat berat badan bertambah, pesannya.
"Orang yang tidak makan pagi karena ingin cepat kurus, pasti makan siangnya jadi kelaparan, dan berujung makan banyak. Begitu juga yang pas makan malamnya tidak makan, pasti pas makan paginya kalap saat makan," papar Inge.
Menurutnya, jika seseorang bisa mengonsumsi makanan sesuai dengan porsinya, dengan sendirinya berat badan akan terus ideal. Terpenting, jauh dari obesitas yang bisa mengundang seseorang menderita penyakit degeneratif. Dalam kondisi itu, disinilah pentingnya semua orang mengetahui porsi makan sehatnya sendiri-sendiri.
(ren)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.