HIDUP di zaman modern dengan menjamurnya makanan cepat saji pasti memengaruhi kesehatan seseorang pada akhirnya. Obesitas bakal menghantui Anda.
Saat ini makanan cepat saji perlahan sudah menjadi gaya hidup semua orang. Padahal saat kebiasaan itu sudah jadi gaya hidup, hal itu menyebabkan orang mengalami obesitas yang merupakan penyebab penyakit degeneratif (diabetes, stroke, penyakit jantung, dan jantung koroner).
Dalam kondisi itu, semua orang tak bisa diam saja. Dr. dr. Inge Permadi MS, SpGK, Dokter Spesialis Gizi Klinik menuturkan bahwa harus mengambil langkah preventif, seperti mengonsumsi makanan menyesuaikan dengan aktivitas.
"Mulailah dari mengonsumsi makanan sesuai dengan aktivitas sehari-hari. Artinya, makan harus baik, jauh dari mal nutrisi, entah itu makanan yang berlebihan dan kurang. Patokannya indeks masa tubuh tidak berlebihan dari 18 setengah sampai 29 setengah," urainya dalam acara konferensi pers "Nestlé Indonesia Ajak Konsumen Hidup Sehat Melalui Zona Sehat Nestle" Atrium Mall Pejaten Village, Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (10/4/2014).
Kedua, lanjut dia, makanan yang dimakan sehari-hari harus bervariasi. Di mana harus ada karbohidrat, protein, mineral dan serat di dalamnya. Perhitungan porsinya, seperempat piring untuk karbohidrat, seperempat piring untuk protein nabati, dan hewani setengah piring untuk serat yaitu sayur dan buah.
Yang ketiga, mengonsumsi makanan sesuai dengan jamnya. Hal itu diperuntukan untuk sumber energi dan menjalani aktivitas, ungkap Dr. Inge.
"Orang yang tidak makan pagi karena ingin kurus, pasti makan siangnya jadi kelaparan, dan berujung makan banyak. Begitu juga yang pas makan malamnya tidak makan, pasti pas makan paginya kalap saat makan," katanya.
Terakhir, setelah bahan makanan yang dibeli sudah sehat dengan waktu sesuai dengan jam makannya, cara memasaknya juga harus sehat. Begitu semua hal itu dilakukan, seseorang pun akan jauh mengalami obesitas selama hidupnya.
"Cara memasak adalah yang harus juga diketahui. Bila semaunya sudah sehat, bervariasi dan seimbang, dari bahan makanan masih saja digoreng, susah juga. Kurang memasak makanan dengan digoreng, karena minyaknya pasti banyak, itu memicu orang mengalami obesitas" tandasnya.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.