Jakarta, Jika istilah 'overdosis' biasanya lebih dikenal terjadi pada mereka yang terlalu banyak mengonsumsi obat, maka kini disebutkan bahwa kelebihan pun bisa terjadi jika Anda terlalu banyak mengonsumsi suplemen vitamin. Hati-hati, efeknya berbahaya bagi tubuh.
"Suplemen satu nutrisi tertentu, seperti zat besi, sebaiknya dikonsumsi hanya dalam kondisi defisiensi akibat gizi kurang atau pada wanita yang sedang merencanakan kehamilan," ujar Tim Crowe, ahli gizi dari Deakin University, seperti dikutip dari ABC Australia, Kamis (10/4/2014).
Dalam pandangan Crowe, banyaknya pilihan saat ini membuat orang-orang merasa harus melengkapi diet sehari-hari dengan asupan suplemen vitamin agar tetap sehat. Sebuah studi yang dilakukan oleh Australian Bureau of Statistics menemukan 82 persen orang yang mengonsumsi suplemen melakukannya untuk mencegah penyakit, namun tidak ada bukti yang mendukung kebenaran gagasan ini.
"Kelebihan dosis vitamin dan mineral dari makanan sangat jarang dan hampir tidak mungkin terjadi, lain ceritanya dengan kelebihan dosis dari suplemen," ujar Crowe. Beberapa efek samping yang umum dapat terjadi akibat kelebihan dosis suplemen vitamin sehari-hari meliputi:
- Vitamin C: diare
- Zinc atau seng: mengurangi atau mencegah penyerapan zat besi dan dapat berkontribusi terhadap gangguan imunitas, masalah jantung dan anemia
- Zat besi: gangguan pencernaan, mual, kelelahan dan nyeri sendi
- Selenium: rambut rontok, gangguan pencernaan, kelelahan dan kerusakan saraf ringan
- Vitamin B6: kerusakan saraf
- Vitamin A: gangguan hati, tulang dan kulit
Selain itu, Crowe juga memperingatkan bahwa keracunan zat besi yang disengaja adalah penyebab utama kematian akibat keracunan pada anak-anak. "Anak-anak biasanya mendapat akses mengambil suplemen zat besi karena tidak disimpan dengan aman di rumah," pungkasnya.
Oleh sebab itu, untuk menjaga kesehatan tubuh sebaiknya pilihlah cara alami misalnya dengan menyeimbangkan pola makan nutrisi seimbang.
"Makanan adalah campuran kompleks vitamin, mineral dan fitokimia (kimia tumbuhan), yang bekerja bersama-sama. Suplemen cenderung bekerja dalam isolasi, tidak memberikan manfaat fitokimia dan komponen lain yang ditemukan dalam makanan," terang Crowe.
(ajg/vta)