Liputan6.com, New York Para ibu hamil usahakan agar terindar dari stres. Sebuah penelitian mengaitkan antara stres selama kehamilan yang disebabkan oleh peristiwa seperti perceraian, kehilangan pekerjaan atau kematian orang yang dicintai dengan meningkatnya risiko asma dan eksim pada anak-anak.
Temuan ini berdasarkan penelitian Dr Petra Arck yang mengevaluasi risiko asma pada anak-anak yang belum lahir dengan menggunakan kuesioner penilaian seperti disampaikan kepada ReutersHealth, Selasa (8/4/2014).
Arck dari University Medical Center Hamburg-Eppendorf di Jerman mencatat, meskipun ada komponen genetik yang kuat untuk asma, ini tak sendirian.
Untuk menyelidikinya, peneliti mengkaji data dari 1.587 anak-anak dan ibunya yang ikut dalam penelitian kehamilan di Australia. Calon ibu ditanya tentang peristiwa di dalam kehidupannya yang membuatnya stres selama kehamilan dan menjelang akhir kehamilan. Anak-anak kemudian dievaluasi asma, eksim, dan alergi lainnya pada usia 6 dan 14 tahun.
Para peneliti menduga ada kemungkinan remaja yang asma dan eksim dari ibu yang mengalami kehidupan yang penuh stres pada kehamilannya.
Menurut peneliti, anak-anak menjadi dua kali lipat lebih mungkin terkena asma pada usia 14 tahun apabila ibunya mengalami kehidupan yang penuh stres, selain faktor lainnya yang memengaruhi asma.
Risiko yang sama juga terjadi ketika ibu mengalami beberapa tekanan hidup. Ketika peneliti melihat lebih dekat, mereka menemukan pola pada anak-anak yang ibunya tak mengalami asma.
(Abd)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.